sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Intimidasi kelompok berkaus #2019GantiPresiden warnai CFD

Sekelompok orang berkaus #2019GantiPresiden mengintimidasi beberapa orang di kawasan Car Free Day (CFD), Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu.

Purnama Ayu Rizky
Purnama Ayu Rizky Senin, 30 Apr 2018 11:58 WIB
Intimidasi kelompok berkaus #2019GantiPresiden warnai CFD

“Hai Kecebong, Anda dibayar berapa?”

“Nasi Bungkus, nasi bungkus!”

Seorang ibu berusaha menenangkan anaknya yang menangis ketakutan, usai dikatai “Kecebong” dan dikipasi pecahan uang Rp100.000-an. Hari itu, Minggu (29/4) ia dan anaknya sengaja bertandang ke Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat untuk jalan santai di Kawasan Car Free Day tersebut. Mengenakan kaos putih bertuliskan #DiaSibukKerja, ibu itu tampak tak peduli meski terus dirundung dan diikuti puluhan orang berkaos #2019GantiPresiden.

Sesekali kemarahannya tumpah, saat menenangkan sang anak yang menangis.

Masyaallah, kalian ini. Ibu-ibu kalian perlakukan seperti ini. Kita tidak takut ya, Dek, kita enggak salah,” ujar perempuan itu, tak kuasa menahan amarah. Sementara massa yang sebelumnya merangsek, buru-buru membubarkan diri.

Tak jauh dari lokasi itu, seorang pria berkaus #DiaSibukKerja juga dikerubungi massa dari kelompok yang sama. Ia terus dicecar dengan pertanyaan bertubi-tubi, “Dibayar kan, pasti dibayar kan?”

“Demi Allah saya enggak dibayar, Pak,” ujarnya tergesa menghindar dari kerumunan.

Kejadian sepanjang 2,5 menit itu terekam di Youtube oleh akun Jakartanicus dan segera menduduki posisi trending ke-4.

Sponsored

Saat kejadian, ratusan massa berkaus #2019GantiPresiden memang menyemut di sekitar bundaran HI. Tak hanya mengenakan kaus ini, mereka juga membawa spanduk sembari berorasi di sepanjang jalan.

Perempuan dan anaknya dirundung oleh puluhan massa berkaus #2019GantiPresiden di Car Free Day Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (29/4)./ Jakartanicus

Kejadian tersebut mengundang respons dari politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli. Ia mengecam keras pelecehan dan intimidasi terhadap seorang ibu dan anak pada CFD itu.

Jubir PSI untuk bidang perjuangan toleransi dan melawan intoleransi ini, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Minggu, mengatakan dalam demokrasi perbedaan aspirasi dan beda kaus tetap dihormati dan dihargai, asalkan tidak boleh saling melecehkan dan mengintimidasi.

"Dalam video yang viral di media sosial itu, seorang ibu dan anaknya dilecehkan, dikerubungi, dikibas-kibasin duit, anaknya terlihat menangis ketakutan. Ini pelecehan terhadap perempuan dan bentuk intimidasi," kata Guntur Romli yang juga calon anggota legislatif PSI dari Daeran Pemilihan Jatim III, dilansir Antara.

Meski demikian, kader muda Nahdlatul Ulama (NU) ini mengaku bangga dengan ketegaran dan keberanian sang ibu. Utamanya, ketika ibu tersebut menguatkan anaknya.

"Kami sekaligus bangga pada ibu yang begitu tegar dan justru menguatkan anaknya. Ia berani melawan dengan mengatakan "Kita tidak takut Zaky! Kita benar, kita tidak akan pernah takut!". Luar biasa keberanian ibu itu dalam melawan pelecehan dan intimidasi. Akhirnya yang melecehkan terkesan malu dan pergi," katanya lagi.

Guntur meminta pihak kepolisian untuk menjamin intimidasi semacam ini tidak boleh terjadi lagi, apalagi dalam ruang publik seperti CFD. Menurutnya, ini akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi Indonesia.

"Kepolisian harus menjamin kasus serupa tidak terjadi lagi. Jangan sampai warga negara Indonesia bisa diintimidasi oleh kerumunan orang hanya karena menyampaikan aspirasinya. Apalagi intimidasi demikian disampaikan depan anak kecil, bagaimana psikologi anak tersebut," ujar Guntur Romli yang aktif dalam Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Namun, Guntur meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi melakukan pembalasan dengan cara-cara yang intimidatif.

"Saya harap semua pihak mampu menahan diri dan tidak terpancing untuk balas dendam. Kekerasan hanya dilakukan oleh mereka yang tidak siap hidup dalam alam demokrasi. Persoalan seperti ini baiknya diselesaikan secara hukum," katanya pula.

Berita Lainnya
×
tekid