close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Prabowo disebut enggan untuk bergabung dalam koalisi./Facebook
icon caption
Prabowo disebut enggan untuk bergabung dalam koalisi./Facebook
Politik
Senin, 01 Juli 2019 13:27

Kader Gerindra tidak ingin masuk koalisi Jokowi-Ma'ruf

Membaca gerak tubuh Prabowo, opsi koalisi dengan Jokowi-Ma'ruf mustahil dilakukan.
swipe

Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Romo Syafi'i menegaskan kalau  partainya tak akan bergabung dengan partai koalisi Jokowi-Ma'ruf, alias bakal menjadi oposisi.

"Menurut saya, demokrasi yang sehat itu harus ada check and balance, yaitu selain partai pendukung harus ada partai oposisi. Saya meyakini Gerindra akan tetap pada posisi sebagai oposisi," katanya di DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin(1/6).

Syafi'i menilai pilihan oposisi berkaca pada bahasa tubuh Prabowo Subianto. Menurut Syafi'i mantan Danjen Kopasus tersebut cenderung ingin menjadi oposisi setelah putusan Mahkamah Konstitusi tidak mengabulkan gugatan pasangan nomor urut 02 tersebut.

"Kami bisa membaca gerak yang dilakukan Pak Prabowo sebagai orang yang demokratis. Prabowo tidak akan mencederai sistem demokrasi yang dapat menghilangkan check and balance itu," katanya. 

Selain Prabowo, kader Gerindra juga tidak menghendaki Gerindra bergabung ke partai berisan pemerintah. Makanya, ia yakin Gerindra bakal menjadi partai oposisi Jokowi-Ma'ruf.

Kendati demikian, sekalipun menjadi oposisi, Syafi'i mengatakan, Gerindra tidak menutup ruang dialog untuk rekonsiliasi. Hanya saja semua harus dalam persetujuan dari Prabowo. 

"Saya katakan tadi, kalau kemungkinan tokoh nasional masih mungkin terjadi. Tapi apakah isi pertemuan itu tentang rekonsiliasi seperti dimaksudkan para pengamat politik? Saya belum bisa memberi jawaban, karena saya belum melihat Pak Prabowo punya pemikiran ke arah itu," katanya. 

Oposisi sendiri 

Di sisi lain, Syafi'i mengomentari soal koalisi Partai Gerindra dengan partai politik lain. Menurutnya, Gerindra tidak memaksa eks partai koalisi Indonesia Adil Makmur mendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 menjadi oposisi pada pemerintahan 2019-2024.

"Karena itu berkaitan dengan hak dan kebijakan masing-masing. Mungkin bisa ditanyakan pada PKS, PAN dan partai lain," kata Syafi'i. 

Diakui Syafi'i Gerindra belum memiliki mitra oposisi yang jelas di Parlemen. Sebab belum memahami sikap yang bakal diambil PAN dan PKS.

Gerindra pun tidak bermasalah apabila nantinya harus menjadi oposisi sendiri. Sebab, baginya untuk menjadi oposisi tidak harus membangun afiliasi dengan partai lain.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan