sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lima partai politik gurem versi LSI

LSI menyebut partai yang belum terasosiasi dengan capres yang kuat dan program yang belum dikenal masuk dalam partai gurem.

Mona Tobing Robi Ardianto
Mona Tobing | Robi Ardianto Selasa, 08 Mei 2018 17:42 WIB
Lima partai politik gurem versi LSI

Lingkar Survey Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survey terbaru. Kali ini, LSI membagi tiga partai dalam tiga divisi dalam prediksi perolehan suara nantinya. Survey yang dilakukan sejak 28 April hingga 5 Mei 2018 menggunakan multistage random sampling.

Adapun jumlah responden mencapai 1.200 responden dengan margin eror 2,9%. Peneliti LSI Ardian Sopa, menjelaskan, LSI mengelompokkan partai-partai peserta pemilu menjadi empat divisi.

Divisi utama atau partai yang memperoleh suara di atas 10% diprediksi diduduki oleh PDI Perjuangan dengan 21,7% suara. Lalu, Partai Golkar dengan persentase suara 15,3% dan Gerindra 14,7%.

"Perolehan suara dari divisi utama dari ketiga partai ini sudah melebihi perolehan suara di 2014 yang lalu. Sehingga divisi utama ini yang nantinya akan berebut menjadi juara di 2019 yang akan datang," terang Ardian pada Selasa (8/5).

Selanjutnya adalah, divisi kedua atau divisi menengah yakni partai politik yang memperoleh angka dibawah 10% dan di atas batas parliamentary treshold 4%. Mereka adalah Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB dengan elektabilitasnya diangka 6,2% dan Partai Demokrat 5,8%.

Meski begitu, PKB dan Partai Demokrat disebut berpeluang memperoleh suara lebih besar, apabila sudah terasosiasi dengan capres yang kuat. Plus, program populer di masyarakat.

Divisi ketiga atau divisi bawah adalah partai politik yang memperoleh suara dibawah angka parliamentary treshold 4%. Meski begitu, partai politik tersebut tetap berpeluang lolos di parlemen rinciannya adalah Partai Amanat Nasional (PAN), Nasdem, Perindo, PKS dan PPP.

LSI menempatkan kelima partai tersebut merupakan partai yang berada di divisi gurem. Hal tersebut karena, partai tersebut belum terasosiasi dengan capres yang kuat dan juga tidak adanya program partai yang dikenal secara luas.

Sponsored

Khusus bagi Partai Perindro dinilai sebagai partai baru. Hanya saja masuk dalam divisi partai bawah disebut sebagai sebuah prestasi yang baik. Terakhir, adalah divisi nol koma yang disebut ada enam partai yang perolehan suaranya di bawah 1%.

Bisa dibilang, keenam partai ini akan sulit untuk merebut kursi di parlemen. Rinciannya adalah Partai Hanura, PBB, Garuda, PKPI, PSI, dan Partai Berkarya.

Ardian menyoroti Partai Hanura yang diprediksi sulit untuk lolos parliamentary treshold 4%. Bahkan perlu usaha ekstra untuk lolos kembali di parlemen, kalau tidak maka partai tersebut akan hilang.

 

Isu Korupsi Mempengaruhi Elektabilitas

Meski dua partai, PDI Perjuangan dan Golkar berada divisi utama akan tetapi isu-isu negatif yang menyangkut tokoh partai turut mempengaruhi elektabilitas partai. Misalnya saja, tersangkutnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam kasus e-KTP.

Kedua politikus PDI Perjuangan tersebut turut memberikan efek negatif bagi partai. LSI mencatat, dukungan ke PDI Perjuangan 77% dan 10,7% menyatakan tidak akan memilih PDI Perjuangan terkait kasus Puan dan Pramono.

Sisanya 12,3% yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab. Hanya saja, karena asosiasi yang kuat antara PDI Perjuangan dan Joko Widodo, menempatkan partai tetap bertengger di posisi teratas.

Sedangkan partai Golkar diselamatkan oleh empat program partai yang disukai oleh mayoritas pemilih, seperti: sembako murah, program lapangan kerja, rumah harga terjangkau. Berikut juga program teknologi untuk keadilan dan kesejahteraan.

Hanya saja, kasus yang menimpa Setya Novanto dinilai tetap menurunkan dukungan terhadap Golkar secara signifikan. "Namun dengan empat program tersebut bisa mendongkrak suara Golkar kembali. Semakin program ini dikenal semakin baik dukungan untuk Golkar," kata Adrian.

Sedangkan Partai Gerindra disebutkan LSI mendapat suara setelah kejelasan Ketua Umumnya Prabowo Subianto mendeklarasikan diri menjadi calon presiden (Capres). Yang menarik, LSI juga menyertakan hasil kemungkinan Gatot Nurmantyo berlaga dalam pilpres atau cawapres.

Responden menyebut Gatot kemungkinan akan diusung oleh gabungan partai ketimbang salah satu partai. Hal ini mengingat belum adanya partai yang terasosiasi dengan Gatot.

Nah, dua partai yang disebut LSI berpeluang mencalonkan Gatot adalah Partai Demokrat, PKB dan Partai Gerindra. Responden juga menilai ketiga partai tersebut berpeluang akan terdongkrak suaranya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid