sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Partai koalisi Jokowi mengejar efek ekor jas Ma'ruf Amin

"Mereka juga akan menaikan popularitas Ma'ruf untuk mendompleng suara mereka."

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Sabtu, 11 Agst 2018 02:50 WIB
Partai koalisi Jokowi mengejar efek ekor jas Ma'ruf Amin

Terpilihnya KH. Ma'ruf Amin sebagai pendamping calon presiden petahana, Joko Widodo (Jokowi), di Pilpres 2019 memberi kejutan tersendiri dalam dinamika politik menjelang masa pendaftaran Pilpres berakhir. Ini disebabkan nama Ma'ruf Amin berada di samping nama-nama yang santer dipilih, seperti Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, ataupun Moeldoko.

Selain itu, para ketua umum partai pengusung Jokowi juga berhasrat untuk tampil sebagai pendamping Jokowi. Mereka berharap mendapatkan coat-tail effect (efek ekor jas), atau pengaruh elektoral calon terhadap partainya, dari elektabilitas Jokowi. Tak heran jika sejumlah elite partai saling tebar pesona untuk  menjadikan  ketua umum ataupun kadernya menjadi pendamping Jokowi.

Dengan terpilihnya Ma'ruf Amin, apakah efek ekor jas tersebut masih menjadi fokus para elite partai politik?

Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan, dipilihnya Ma'ruf Amin tak mengurangi peluang Golkar untuk menaikan elektoral partai. Menurutnya, Ma'ruf Amin memiliki konsep pembangunan ekonomi yang sama, yang dapat dikawinkan dengan program Golkar. Kesamaan inilah yang diharapkan mampu menaikan posisi elektoral partai berlambang pohon beringin.

"Pak Ma'ruf kan punya konsep ekonomi umat, nah kita juga punya kesamaan visi, yaitu Indonesia sejahtera 2045, yang konsep dasarnya membangun dari desa. Ini sama dengan apa yang dikonsep pak Ma'ruf, nah itu nanti kita sasar disitunya. Kami mengidentifikasinya dari sisi itu," kata Lodewijk setelah melakukan pertemuan dengan Ma'ruf Amin di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (10/8).

Namun menurutnya, PDI-Perjuangan lah yang akan mendapatkan pengaruh elektoral yang paling besar dari duet Jokowi-Ma'ruf. Sebab tak dapat dipungkiri, Jokowi merupakan kader terbaik dari partai berlambang banteng, sehingga akan mempengaruhi suara PDI-Perjuangan.

"Ya itu tak bisa dipungkiri, bahwa ini akan berefek ke PDIP," ujarnya. 

Pengamat Politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, duet Jokowi dan Ma'ruf Amin hanya berdampak kepada PDI-P dan PKB. Adapun partai lain seperti Golkar dan PPP, tak akan mendapat efek terlalu besar.

Sponsored

"Ya sebenarnya dari koalisi ini terbentuk, yang mendapatkan efek itu ada dua menurut saya, yaitu PDIP dan PKB, yang lain justru menurun," katanya.

Menurut Ujang, Ma'ruf Amin akan menjadi ikon baru dalam koalisi Jokowi. Hal ini dia yakini akan membuat partai pendukung Jokowi lainnya, seperti Golkar dan PPP, akan meng-endorse nama Ma'ruf Amin dalam setiap kampanyenya guna menaikan angka elektoral.

"Ya mereka akan selalu mengaitkan partainya dengan Ma'ruf Amin. untuk apa? Ya agar elektoralnya naik. Golkar dan PPP itu turun elektoralnya, apalagi Hanura, dia juga kan terancam tak lolos parliamentary threshold 4%. Mereka juga akan menaikan popularitas Ma'ruf untuk mendompleng suara mereka. Sekarang itu strateginya," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid