close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Abu Bakar Ba'asyir mendapat pembebasan bersyarat dari Presiden Jokowi./Antara
icon caption
Abu Bakar Ba'asyir mendapat pembebasan bersyarat dari Presiden Jokowi./Antara
Politik
Sabtu, 19 Januari 2019 13:30

Pembebasan Ba’asyir, panggung bagi Yusril

Yusril ingin mengesankan beliau yang berada di lingkaran Jokowi yang bisa membisikkan Presiden.
swipe

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk membebaskan pimpinan dan pendiri Pesantren Al-Mu’min Abu Bakar Ba’asyir sebelum masa tahanan berakhir. Pembebasan itu disampaikan oleh Penasihat Hukum Jokowi-Ma’ruf, Yusril Ihza Mahendra, kemarin (18/1).

Alasan kemanusian membuat masa hukuman Ba’asyir dipangkas. Selain karena kerap bolak balik masuk rumah sakit, Ba'asyir dinilai sudah sepuh. 

Hanya saja keputusan pembebasan kepada Ba’asyir dinilai sarat nuansa politik, mengingat pemilihan presiden makin dekat.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan pembebasan terhadap Ba’asyir mampu memengaruhi elektabilitas paslon nomor urut 01.

“Jokowi ingin memainkan peran beliau dekat dengan islam,” kata Pangi pada Sabtu (19/1).

Pangi menilai, paslon nomor urut 01 sedang membidik basis pendukung Ba’asyir. Karena menurutnya, pendukung Jokowi didominasi oleh pemilih nasionalis.

Meski begitu, lanjut Pangi, pembebasan kepada Ba’asyir bisa menjadi panggung bagi Yusril. Karena sebagai penasihat hukumnya, Yusril ingin terlihat dapat memengaruhi kandidat capres nomor urut 01.

“Yusril ingin mengesankan beliau yang berada di lingkaran Jokowi yang bisa membisikkan Presiden. Masukannya di dengar dan bisa memengaruhi Jokowi,” ucapnya.

Sebagai pimpinan partai politik, hitungan mantan Menteri HUKUM dan HAM ini dapat mendongkrak elektabilitas Partai Bulan Bintang (PBB). Yusril dapat mengambil empati, agar PBB mendapatkan keuntungan secara elektoral. Sehingga menaikan citra dan elektabilitas PBB. 

Sementara itu, menurut Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatllah Jakarta, Adi Prayitno, menilai keputusan pembebasan kepada Ba’asyir tidak perlu di kaitkan dengan nuansa politik pilpres mendatang. Menurutnya, keputusan ini harus disambut baik, karena pembebasan Ba’asyir  soal kemanusiaan.

Namun, pembebasan kepada Ba’Asyir belum tentu mengundang dukungan simpati dari kelompok islam pendukung Ba’Asyir. Kata Adi, simpati tidak otomatis bisa dikonversi sebagai dukungan. 

"Hanya sebatas modal awal untuk dipilih,” kata Adi. 

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan