sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Prabowo-Sandiaga datangi rumah Wapres JK

Bakal calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mendatangi rumah Wapres Jusuf Kalla membahas Pilpres.

Sukirno Kudus Purnomo Wahidin
Sukirno | Kudus Purnomo Wahidin Rabu, 15 Agst 2018 22:01 WIB
Prabowo-Sandiaga datangi rumah Wapres JK

Bakal calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mendatangi rumah Wapres Jusuf Kalla membahas Pilpres.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan Prabowo-Sandi dijadwalkan bertemu dengan JK untuk bersilaturahmi membicarakan Pemilu Presiden 2019.

"Malam ini Prabowo akan bertemu Wapres Jusuf Kalla, silaturahmi dan tentu saja membicarakan Pilpres 2019," kata dia di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (15/8) malam.

Pertemuan dilakukan di rumah dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Sebagai tokoh senior, JK dinilai patut untuk dikunjungi oleh Prabowo-Sandi.

Prabowo mengenakan kemeja putih tiba di kediaman JK pada pukul 20.44 WIB mengendarai mobil putih. Disusul oleh Ahmad Muzani.

Sekitar 10 menit kemudian, Sandiaga Uno tiba di kediaman Wapres mengenakan kemeja berwarna biru muda dengan peci hitam. 

Juru Bicara Wapres Husain Abdullah mengatakan pertemuan tersebut untuk bersilaturahmi "Mungkin karena Pak JK kan politikus senior, jadi sowan saja," kata Husain. 

Demokrat belum bergabung

Sponsored

Sementara itu, absennya Partai Demokrat dalam setiap kesempatan rapat yang dilakukan oleh partai politik pengusung Prabowo Subianto dan Sandiga Uno di kediaman Prabawo di Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan, menimbulkan berbagai spekulasi. Di antaranya, Partai belambang segitiga Mercedes tersebut belum ikhlas bergabung dengan koalisi Prabowo dan Sandiaga.

Hal itu menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin dinilai wajar. Pasalnya, pascapolemik jenderal kardus dan jenderal baper memang kedua kubu terkesan dingin. Meskipun pada akhirnya Demokrat memutuskan  berlabuh ke koalisi Prabowo-Sandiaga.

Akan tetapi, Ujang meyakini Partai Demokrat nantinya juga akan legowo menerima hal tersebut. Sebab, sudah kadung menyatakan sikapnya untuk berkoalisi dengan Prabawo Subianto-Sandiga Uno.

"Bisa saja Partai Demokrat masih marah, namun nanti juga akan reda. Demokrat harus berjiwa besar, dan pilihan mendukung Prabawo adalah pilihan yang harus dibuktikan kesetiaannya," paparnya.

Menanggapi hal tersebut, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, mengatakan sampai detik ini dirinya masih berkomunikasi intensif dengan Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan dalam mempersiapkan tim pemenangan Prabawo-Sandi.

"Ini soalnya koalisi belum terbentuk, dan tim pemenangan juga belum terbentuk. Tapi saya komunikasi terus sama Sekjen Hinca Panjaitan, seperti biasa," paparnya.

Direktur Ekstekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo memandang, koalisi Jokowi-Maruf Amin lebih solid ketimbang Prabawo Subianto. Alasannya, hal itu terlihat pada setiap agenda rapat yang dilakukan oleh Sekjen partai pengusung Jokowi-Maruf Amin.

"Walaupun di dalamnya masih ada tarik menarik kepentingan pascadipilihnya Ma'ruf Amin, mereka lebih kompak dari pada pangusung Prabowo-Sandi, karena Sekjennya hadir di setiap rapat dan itu memperlihatkan mereka solid," paparnya.

Terkait sikap Partai Demokrat, yang tak juga ikut rapat di koalisi Prabowo-Sandiaga, Karyono mamandang  hal tersebut tak terlepas dari tidak bulatnya Partai Demokrat dalam menentukan sikap untuk mendukung Prabawo-Subianto.

"Ini tak terlepas dari tidak bulatnya suara Demokrat antara yang DPP dan DPD nya, lihat saja sikap Pakde Karwo yang mendukung Prabawo, terus Andi Arief, ini menunjukan partai ini sebenarnya sedang ada masalah di internal," paparnya.

Ia pun mengatakan, apabila hal itu terus berlanjut, dan tak diselesaikan secepatnya, maka akan sangat merugikan Prabawo dan juga kepada Partai Demokrat sendiri.

"Bagi Prabowo dengan adanya keadaan ini, kurang menguntungkan, karena nantinya kurang memberikan suara yang signifikan, dan bagi Partai Demokrat ini bisa memunculkan friksi di dalamnya," paparnya. 

Lebih lanjut, Ujang menilai sampai detik ini koalisi kedua kubu belum  memperlihatkan soliditas. Meskipun kubu Jokowi-Ma'ruf Amin lebih terlihat jelas dalam melakukan agenda politiknya.

"Sebab keduanya masih dalam proses menata tim masing-masing, Jika kubu yang satu terlihat kompak dan kubu yang lain tidak kompak itu wajar, karena semuanya masih dalam proses penataan tim," paparnya.

Sumber: Antara

Berita Lainnya
×
tekid