sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Prabowo singgung rusaknya demokrasi hingga dituding ISIS

"Sangat menyedihkan juga bahwa perkembangan Indonesia menuju demokrasi juga mengalami bentuk pengkerdilan."

Soraya Novika
Soraya Novika Rabu, 21 Nov 2018 20:46 WIB
Prabowo singgung rusaknya demokrasi hingga dituding ISIS

Calon Presiden Prabowo Subianto mengkritisi sistem demokrasi Indonesia, yang dia nilai akhir-akhir ini mengarah pada kerusakan. Dia mencontohkan, orang yang menggunakan hak kebebasan untuk berekspresi di media sosial saat ini, justru diburu dan dihukum. 

"Sangat menyedihkan juga bahwa perkembangan Indonesia menuju demokrasi juga mengalami bentuk pengkerdilan. Orang-orang yang menggunakan hak kebebasan berekspresi atau beropini, kadang-kadang di sosial media diburu. Ini adalah sebuah pelanggaran yang mencolok dan menyedihkan dalam hak-hak dasar warga negara," ujar Prabowo saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Rabu (21/11). 

Lebih parah, kata dia, adalah adanya fenomena sejumlah ulama yang tidak diberikan izin untuk memberikan ceramah, karena dicap sebagai ekstremis. 

Ketua umum Partai Gerindra ini pun mengaku difitnah dan dituduh sebagai orang yang mendukung gerakan ISIS, dan akan membentuk pemerintahan khilafah. 

"Jenis tuduhan seperti ini betul-betul bertentangan dengan kenyataan yang ada. Saya memimpin partai yang multiras. Sumpah, partai saya adalah untuk membela Pancasila, semua ras dan semua agama. Oleh karena itu, saya sangat khawatir," ungkapnya.

Calon presiden nomor urut 02 yang berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno itu juga menjelaskan, ada fenomena lain yang sangat merusak sistem demokrasi, dalam sistem Pemilu di Indonesia. 

Hal yang ia maksud adalah keberadaan data pemilih tambahan sebanyak 31 juta jiwa dari Kemendagri. Jutaan pemilih tersebut sudah melakukan perekaman KTP elektronik, namun belum masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"1 juta nama yang tidak terhitung saja sebetulnya merupakan pelanggaran, ini merupakan penghinaan terhadap demokrasi yang nyata," imbuhnya. 

Sponsored

Prabowo pun mengingatkan agar semua pihak menghormati kehendak rakyat. Sebab menurutnya, sejarah telah membuktikan bahwa rakyat akan menyatakan kehendak mereka dengan cara lain selain kotak suara jika kehendak rakyat diabaikan. Prabowo berujar, dirinya tak mau melihat kejadian seperti itu di Indonesia.

"Saya hanya mengingatkan semuanya bisa menjalankan roda demokrasi yang baik, mari kita saling menghargai dan bermain sesuai aturan," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid