Sindir perempuan dandan melulu, Megawati pamerkan cucu-cucunya
Berdasarkan pengamatannya, ketimbang mengurus anaknya yang stunting, para perempuan keluarga miskin justru mengutamakan perawatan kulit.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyindir kaum perempuan yang suka berdandan dan tergoda iklan kosmetik. Padahal, baginya, cantik itu tak mesti karena menggunakan perona.
"Perempuan itu sekarang maunya, menurut saya, ntar Aku di-bully, dandan melulu. Kan, iklan kosmetik itu makin oke. Iklan kosmetik penghalus kulit. Terus Aku mikir, 'Oh, ntar kau bisa pakai juga, ya?' Aku ngaca, 'Ah, ngapain beli? Orang kulitku halus. Keren, enggak?" tuturnya dalam sambutan di acara HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1).
Menurut Megawati, pengaruh iklan kosmetik bahkan sampai kepada perempuan keluarga miskin. Berdasarkan pengamatannya, ketimbang mengurus anaknya yang mengalami kerdil (stunting), para perempuan justru mengutamakan perawatan kulit.
"Saya terus bilang, 'Lah, kayak gituan (iklan kosmetik, red) melulu, sih, yang dipikir sampai anaknya stunting itu, lo, Pak Jokowi.' Itu juga masuk lo urusannya," ucap Mega.
Megawati mengklaim, meski tak menggunakan kosmetik, anak yang dilahirkannya tetap tampan dan cantik. Dalihnya, memperhatikan kandungan gizi untuk anak-anaknya.
"Ibu-ibu sekarang, maaf, jangan saya di-bully, karena benar. Saya dulu yang masak lo, tapi anak-anak saya keren-keren, ganteng-ganteng, cantik-cantik," katanya.
Megawati lantas memperkenalkan kedua cucunya yang merupakan anak-anak dari putrinya, Puan Maharani, yakni Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari dan Praba Diwangkata Caraja Putra Soma.
"Itu ada 2 cucu saya, coba berdiri. Ayo, jangan malu. Ini putra-putrinya Mbak Puan," ucapnya.
Lebih jauh, Megawati menerangkan, kedua cucunya itu ikut perayaan HUT lke-50 PDIP karena mulai tertarik dengan politik.
"Mereka kenapa mau ikut? Karena katanya mau tahu, ah, kalau masuk politik. Boleh engggak? Sip. Dua-dua sekolah luar negeri," tandasnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Potret kebijakan stunting dan pertaruhan Indonesia Emas 2045
Senin, 27 Nov 2023 16:01 WIB
Euforia tanggal kembar: Bertabur diskon dan bebas ongkir di e-commerce
Kamis, 23 Nov 2023 14:19 WIB