sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tak usung Prabowo jadi capres 2024, PAN dinilai lelah kalah

PAN mengusung Puan Maharani meski elektabilitasnya masih rendah.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Rabu, 31 Agst 2022 11:01 WIB
Tak usung Prabowo jadi capres 2024, PAN dinilai lelah kalah

Partai Amanat Nasional (PAN) tidak memasukan Prabowo Subianto sebagai salah satu kandidat calon presiden (capres) 2024. Dari sembilan nama yang muncul di rapat kerja nasional (Rakernas) pekan lalu, justru PAN merekomendasikan Puan Maharani yang elektabilitasnya jauh di bawah Prabowo Subianto.

Padahal, pada Pilpres 2014 dan 2019, PAN bergabung dengan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto.

"Ya, jadi kalau rakernas suatu parpol tentu itu meneruskan aspirasi kawan-kawan di daerah. Dan kami tidak ada masalah mengenai nama-nama yang keluar, termasuk nama Pak Prabowo tidak ada di situ. Itu lah demokrasi dan kita hormati," ujar Ketua DPP Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmaddi komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/8).

Rakernas PAN yang digelar di Istora Senayan, Jakarta telah menetapakan sembilan nama dari tiga klaster, yakni pimpinan parpol, teknokrat dan kepala daerah. Dari klaster pimpinan parpol ialah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PPP SUharso Monoarfa, Ketua Umum PAN Zulifkli Hasan dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Selain Puan, ketiga nama merupakan pimpinan partai politik di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Dari  klaster teknokrat, PAN merekomendasikan Menteri BUMN Erick Thohir. Selanjutnya, di klaster kepala daerah, PAN merekomendasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, PAN tidak merekomendasikan Prabowo sebagai capres 2024 lantaran partai 'Matahari Putih' itu sudah lelah kalah. Selama sepuluh tahun, kata dia, PAN muncul sebagai partai kalah bersamaan kalahnya Prabowo di dua kali capres.

"Bagi PAN sekarang kan udah capek mereka kalah. Mereka akan mendukung yang bakal menang. Mungkin mereka yakin Prabowo gak bakal menang kali," ujar Pangi saat dihubungi Alinea.id, Rabu (31/8).

Menurut Ipang, sapaannya, pada perhelatan Pilpres 2024, kandidat yang diusung PAN tidak lagi berdasar pada ideologi partai dan program. Belajar dari kekalahan bersama Prabowo, partai yang dipimpin Zulkifli Hasan itu lebih condong mendukung calon yang berpotensi menang.

Sponsored

Hal itu lah yang membuat PAN bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan PPP.

"PAN melihat kandididasi pasti, karena mereka gak mau lagi kalah. Kalau kandidasi klik, dia (PAN) bergabung. Jadi perekat koalisinya itu kandidasi," kata dia.

Menurut Ipang, pilihan PAN bergabung KIB lebih realistis ketimbang bergabung dalam koalisi Gerindra-PKB. Sayangnya, kata Ipang, KIB sendiri belum memiliki kandidat yang kuat untuk bisa menang di Pilpres 2019. Menurutnya, tiga ketua umum di KIB, yakni Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, dan Suharso Monoarfa bukanlah figur yang kuat secara elektabilitas.

"KIB ada potensi tapi kandidasi gak ada yang layak. Dia (KIB) sudah punya boarding pas tapi tidak tahu siapa yang mau naik pesawat. Belum ada," ujar Ipang.

Atas dasar itulah Ipang menilai, kemungkinan PAN keluar dari KIB juga terbuka lebar. Menurutnya, kekalahan 10 tahun membuat PAN menjadi partai yang lebih transaksional dan pragmatis.

"Kemungkinan PAN akan keluar ada, kalau kandidasi tidak ada. Karena bagi PAN, ini udah capek mereka kalah. Udah mau kalah kan! Jadi, PAN akan menjadi partai pragmatis transaksional," ucap dia.

Berita Lainnya
×
tekid