sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

"Kartu kuning" Jokowi, gaya protes mahasiswa milenial

Psikolog UI menilai "kartu kuning" terhadap Jokowi sebagai bentuk protes mahasiswa milenial yang berhasil viral.

Syamsul Anwar Kh
Syamsul Anwar Kh Minggu, 04 Feb 2018 21:33 WIB

Ketua BEM Universitas Indonesia, Zaadit Taqwa, meng-kartu kuning Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato pada Dies Natalies kampus UI, Jumat lalu. "Kartu kuning" itu diberikan sebagai bentuk protes terkait persoalan gizi buruk dan wabah campak di Kabupaten Asmat, Papua.

Jokowi sendiri santai. Dia mengaku tak masalah dengan protes tersebut. Sebaliknya, Jokowi ingin mengirim mereka ke Asmat untuk mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan.

"Mungkin nanti saya akan kirim semua ketua dan anggota BEM UI ke Asmat," seloroh Presiden seperti dikutip dari Antara, Minggu (4/2).

Psikolog dari UI, Dewi Haroen, menyebut langkah Zaadit sebagai bentuk demo kekinian. Pakar personal branding ini mengatakan protes simbolik Zaadit bisa memicu viral dan mencerminkan gaya generasi milenial.

“Jadi UI itu identik dengan pendobrak, artinya mereka terbiasa buat gaya baru. Generasi milenial dengan ada sosmed itu gaungnya jadi lebih kekinian. Jadi kalau demo itu (protes) masa lalu,” ujar Dewi kepada Alinea.

Terlepas dari pro atau kontra tentang "kartu kuning" Zaadit untuk Jokowi, Dewi mengapresiasi kreativitas sang Ketua BEM. Dia juga tidak melihat Zaadit ingin melakukan penghinaan kepada Kepala Negara, justru menunjukkan kepedulian terhadap keadaan bangsanya.

“Seperti anak muda kekinian mencoba mencari celah begitu. Pro dan kontranya itu menurut saya relatif. Tapi kalau melihat kontekstualnya masa kini, dia dapat. Tindakannya tidak berbahaya kemudian cuma satu orang lalu bukan menghina atau apa, cuma nunjukkin gitu kan,” sambungnya.

Sponsored

Dewi juga tak sepakat jika apa yang dilakukan Zaadit bertentangan dengan etika dan sopan santun. "Masa berganti. Kalau enggak ada sosial media, enggak akan begitu dia. Ada HP, ada sosmed, ada smartphone yang bisa merekam. Dia cuma pakai cara sederhana. Anak zaman sekarang kan intinya viral,” paparnya.

Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat senada. Menurutnya, protes yang dilakukan Zaadit merupakan bentuk kreasi mahasiswa dan sebuah hal wajar.

“Lebih efektif karena cara tersebut langsung terlihat oleh Jokowi,” jelas Hendri.

Berita Lainnya
×
tekid