Daya beli masyarakat melemah, sehingga harus diintervensi dari banyak sisi.
Daya beli masyarakat Indonesia menunjukkan pelemahan, termasuk di Jawa Tengah. Hal itu menjadi paradoks di saat kondisi makro ekonomi dan nilai tukar rupiah terpantau stabil.
Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), M. Hanif Dakhiri meminta adanya langkah konkret dan koordinasi yang lebih erat antara otoritas fiskal dan moneter untuk mengatasi tantangan tersebut.
"Ada realitas khususnya di Jawa Tengah ya, daya beli masyarakat kita juga melemah. Sehingga ini harus juga diintervensi dari banyak sisi," ucapnya, dikutip Rabu (16/4).
Ia menuturkan meskipun inflasi Jawa Tengah terkendali di angka 0,75% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dan nilai tukar rupiah per 14 April 2025 berada di kisaran level Rp16.790 per dolar Amerika Serikat (AS), Hanif melihat kondisi tersebut belum sepenuhnya mencerminkan kesejahteraan masyarakat.
“Stabilitas makro sudah baik, tapi realitanya, daya beli masyarakat masih melemah,” ujar Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.