BKPM: Transformasi ekonomi RI berbasis nilai tambah

Beberapa sektor yang akan memberikan nilai tambah menurutnya adalah industri berorientasi ekspor, infrastruktur, energi.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Pemerintah mendorong transformasi ekonomi Indonesia menjadi berbasis nilai tambah atau hilirisasi. Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno mengatakan, melalui hilirisasi terjadi peningkatan nilai investasi.  

Dia menjelaskan, pada 2019-2021 sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan meningkat 90,7% dari Rp 61,6 triliun menjadi Rp 117,5 triliun dari 2021. Dengan total investasi 13% dari total realisasi investasi.

"Salah satu contoh investasi nilai tambah adalah industri hilirisasi yakni nikel yang menjadi komponen baterai mobil listrik dan ini jelas berorientasi pada investasi berkelanjutan," ungkapnya dalam acara Persiapan Pertemuan TIIWG G20, Senin (21/3).

Riyatno menceritakan, pada 16 Maret 2022, Menteri Investasi dan Menko Maritim dan Investasi melaunching peta potensi investasi pada pembangunan berkelanjutan.

"Ada 47 proyek dirilis, 12 sektor pariwisata, 14 kawasan ekonomi, 15 industri manufaktur, dan 6 infrastruktur dengan jumlah nilai investasi Rp 155,2 triliun," jelasnya.