BPK beri catatan untuk realisasi APBN 2018

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan pemerintah tidak dapat merealisasikan beberapa target ekonomi. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) menyerahkan berkas Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 kepada pimpinan Sidang Paripurna DPR, Senin (20/5). /Antara Foto

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan beberapa catatan atas laporan keuangan pemerintah pusat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara mengatakan pemerintah tidak dapat merealisasikan beberapa target ekonomi. 

“Beberapa indikator tidak dapat tercapai, yakni pertumbuhan ekonomi hanya 5,17% dari target 5,4,%,” kata Moermahadi dalam Sidang Paripurna DPR Jakarta, Selasa (28/5).

Selanjutnya, lifting minyak hanya mencapai 778.000 barel per hari dari target sebanyak 800.000 barel per hari, dan lifting migas hanya mencapai 1.145.000 barel per hari, dari target 1.200.000 per barel.

Meskipun demikian, BPK mengaku pemerintah bisa menjaga stabilitas keuangan. Dengan realisasi inflasi sebesar 3,13% dari target 3,5%, dan tingkat bunga surat utang negara tiga bulan sebesar 5% dari target 5,2%.