CAD bengkak, BI yakin akhir tahun 2,5%-3%

Bank Indonesia (BI) optimistis defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akhir tahun berada pada 2,5%-3% dari PDB.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. / Antara Foto

Bank Indonesia (BI) optimistis defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akhir tahun berada pada 2,5%-3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun memang pada kuartal II-2019, CAD membengkak hingga 3,04% dari PDB senilai US$8,44 miliar.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, untuk meredam CAD, BI sebagai otoritas moneter akan menjaga stabilitas nilai tukar dan menjaga likuiditas. 

"Likuiditas dari dolar Amerika Serikat ada di market, karena tentunya kalau kita mau mendorong ekspor dan meredam impor, hal yang sangat menentukan adalah stabilitas dari nilai tukar," ujar Destry di kompleks kantor BI Pusat, Jakarta, Minggu (11/8). 

Defisit yang melebar pada kuartal II-2019, terjadi karena penurunan kinerja ekspor ditambah faktor musiman repatriasi dividen atau pembagian keuntungan perusahaan ke luar negeri. 

Statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal II-2019 mencatat, kenaikan defisit transaksi berjalan dipengaruhi perilaku musiman repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri, serta dampak pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan harga komoditas yang turun.