Dampak pandemi Covid-19 terhadap agenda pembangunan di Indonesia

Isu ekonomi menjadi hal yang cukup krusial dalam konteks penataan pascapandemi.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini menggarisbawahi lima masalah ekonomi politik pada masa pandemi Covid-19. Hal ini diungkapkannya dalam webinar yang diselenggarakan Paramadina Public Policy Institute (PPPI) bertajuk "Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Fondasi Ekonomi & Agenda Pembangunan di Indonesia", Jumat (13/8)

Menurut Didik masalah pertama pada saat ini yaitu fiskal yang rapuh dan utang besar.  Bahkan sebelum krisis, pemerintah Indonesia cenderung menggenjot utang untuk membangun.

"Setelah Covid, pemerintah memutuskan utang setiap tahun sangat tinggi, sekitar Rp1225 triliun pada tahun lalu dan lebih tinggi lagi tahun ini. Ini akan menjadi warisan dan jebakan berbahaya bagi presiden berikutnya," katanya, dalam keterangan tertulisnya.

Masalah kedua adalah masalah kepemimpinan dan kebijakan yang tidak memadai dalam mengatasi Covid-19. "Kepemimpinan diuji saat krisis. Dengan hasil seperti ini kepemimpinan dalam penanganan covid jauh dari memadai," ucapnya.

Masalah ketiga, Indonesia jatuh menjadi negara menengah bawah karena pertumbuhan rendah. Jika ekonomi terus tumbuh rendah saat ini dan masa mendatang, maka Indonesia potensial masuk ke dalam jebakan kelas menengah (middle  income trap).