Perang tarif Trump membuat negara-negara lain melakukan langkah proteksi yang mengurangi pangsa pasar barang dunia.
Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bertu Merlas menilai tambahan bea impor dari Amerika Serikat (AS) tidak berpengaruh signifikan bagi pangsa pasar ekspor Indonesia. Kendati demikian, efek domino kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Donald Trump tersebut diprediksi berdampak ke Indonesia.
“Kalau untuk bea (masuk) impor dari AS sebenarnya tidak terlalu signifikan dampaknya karena volume ekspor ke Amerika Serikat relatif tidak terlalu besar. Tapi yang kita khawatirkan sebenarnya adalah efek domino dari kebijakan tersebut atau sentimen negatifnya ke negara-negara lain,” ujar Bertu Merlas, dikutip Sabtu (19/4).
Dia menjelaskan perang tarif Trump membuat negara-negara lain melakukan langkah proteksi yang mengurangi pangsa pasar barang dunia. Situasi ini akan membuat perlambatan ekonomi dunia. Termasuk para investor yang menahan modal mereka dan mengalihkan ke safe haven asset alih-alih menanamkan modal untuk usaha produktif.
Apabila terjadi perlambatan ekonomi pada negara-negara yang menjadikan Amerika sebagai pangsa pasar maka negara-negara tersebut juga akan kurang membeli bahan baku. Nah, Indonesia adalah eksportir bahan baku terbanyak.
"Jadi kalau mereka kurang membeli bahan baku dari Indonesia maka komoditas unggulan Indonesia akan turun. Ini yang berdampak pada Indonesia,” katanya.