Inovasi, kunci keberhasilan bus listrik pertama di Indonesia

PT Mobil Anak Bangsa baru bisa menghasilkan produk pertamanya setelah lebih dari tiga tahun memperbaiki prototipenya berkali-kali.

Bus listrik produksi PT Mobil Anak Bangsa. Dokumentasi PT MAB

PT Mobil Anak Bangsa (MAB) merupakan perusahaan manufaktur kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang berdiri sejak 2016. Korporasi otomotif yang berfokus pada bus listrik lokal ini memanfaatkan sumber daya listrik karena beberapa hal, salah satunya adalah polusi udara yang kian memburuk.

Selain itu, pada 2019, subsidi bahan bakar minyak (BBM) sudah mencapai Rp100 triliun dan emisi CO2 menyentuh 127,5 juta ton. General Manager Business Development PT MAB, Prabowo Kartoleksono, mengatakan, ketiga hal ini bukanlah hal sepele untuk dibiarkan berlarut-larut.

"Jadi dari tahun 2016, para pendiri MAB berpikir, bahwa sudah 50 tahun industri otomotif bangsa Indonesia belum menjadi tuan di negeri sendiri. Kita selalu menjadi bangsa konsumen, kita bukan menjadi majikan bagi diri kita sendiri,” ucapnya dalam webinar, Jumat (13/8).

Sebagai perusahaan manufaktur, MAB mendasari semua aktivitas yang berpusat pada 3 titik, yaitu thinking, action, dan feel (mengkaji ulang). Siklus tersebut terus dilakukan untuk mendapatkan hasil terbaik. Salah satu contohnya pada perakitan produk pertama MAB adalah MAB-MD12E.

Prabowo menceritakan, para pendiri MAB pada 2016 melakukan aksi kreatif dengan mencari ilmu sebanyak mungkin dari berbagai negara sehingga pada tahun sama, lahirlah prototipe pertama. Setelah mengkaji ulang, didapati banyak kekurangan dari produk pertamanya sehingga kembali melakukan inovasi.