Investasi jadi obat penawar defisit neraca RI

BKPM mencatat realisasi investasi kuartal III-2019 sudah mencapai Rp205,7 triliun, naik 18,4% dibandingkan dengan periode yang sama 2018.

BKPM mencatat realisasi investasi kuartal III-2019 sudah mencapai Rp205,7 triliun, naik 18,4% dibandingkan dengan periode yang sama 2018. / Pixabay

Defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) triwulan III-2019 sebesar 2,5%-3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang menekan ekonomi Indonesia, bisa diatasi dengan memperkuat investasi langsung, baik investasi asing maupun dalam negeri.

Head of Danareksa Research Institute Moekti Prasetiani Soejachmoen mengatakan masalah defisit neraca transaksi berjalan atau CAD merupakan hal yang wajar terjadi pada negara berkembang, termasuk Indonesia.

Menurut Moekti, defisit neraca transaksi berjalan itu bisa dikatakan wajar selama disebabkan oleh meningkatnya impor barang modal dan bahan baku demi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 6-12 bulan ke depan. Hal ini mengingat industri di Indonesia masih sangat tergantung pada impor barang modal dan bahan baku.

“Defisit neraca transaksi berjalan menjadi tidak produktif apabila disebabkan oleh impor barang konsumsi yang tinggi. Yang lebih penting dalam mengatasi masalah defisit neraca transaksi berjalan adalah bagaimana Indonesia membiayai defisit tersebut,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Selasa (5/11).

Moekti menjelaskan, saat ini defisit neraca transaksi berjalan Indonesia lebih banyak dibiayai oleh investasi portofolio yang sifatnya sangat volatil dan gampang berpindah keluar negeri (capital outflow).