Menko Airlangga: Ketahanan energi menjadi faktor penting kehidupan negara

Ketidakpastian yang semakin tinggi mewarnai sektor energi dunia dan berdampak kepada semua negara, termasuk Indonesia. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto ekon.go.id

Kondisi pasar energi dunia saat ini seperti meroketnya harga gas dan batu bara, disusul kenaikan harga minyak, menyebabkan terjadinya krisis energi di Eropa khususnya Inggris, serta di China.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan, ketidakpastian yang semakin tinggi tersebut mewarnai sektor energi dunia dan berdampak kepada semua negara, termasuk Indonesia. 

“Ketahanan energi menjadi suatu faktor penting dalam keberlanjutan kehidupan sebuah negara. Energi tak hanya merupakan faktor produksi yang penting untuk kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, namun juga menjadi komoditas strategis yang dapat mengancam kegiatan ekonomi pada saat kondisi krisis, terutama pada saat kondisi harga yang tidak terkendali akibat terbatasnya pasokan,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10).

Airlangga menjelaskan, krisis energi di Inggris diakibatkan terjadinya “perfect storm” yakni kondisi musim panas yang sangat panas, dan kemungkinan akan dilanjutkan dengan musim dingin yang sangat dingin menjelang akhir tahun ini di Eropa. lalu keterbatasan pasokan dari Rusia, serta investasi infrastruktur penyimpanan gas yang terkendala.

Pulihnya ekonomi di negara Tirai Bambu saat ini menyebabkan permintaan energi yang tinggi, dan telah membuat harga batu bara mencapai tingkat tertinggi selama sejarah, yakni melebihi US$230 per ton di awal Oktober 2021. Dengan keterbatasan pasokan gas di Eropa, banyak pasokan yang tadinya untuk tujuan pasar Asia beralih ke Eropa, sehingga harga di Asia, yang direpresentasikan oleh harga spot LNG meningkat sangat tinggi mencapai lebih dari US$25 per mmbtu.