Nikel anjlok, PEPS: Padahal sempat jadi primadona!

Ekspor ferronikel (HS72026000) anjlok 70,6%, pig iron (HS75011000) anjlok 71 %, dan nickel oxide (HS75012000) anjlok 57,4%.

Ilustrasi-Kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel. Alinea.id/Oky Diaz.

Political Economy and Policy Studies (PEPS) mencatat, komoditas nikel mulai redup pada kuartal kedua tahun ini. Padahal hilirisasi smelter nikel menjadi primadona. 

Managing Director PEPS Anthony Budiawan mengatakan, bila dibandingkan dalam kuartal serupa di tahun sebelumnya tetap menghasilkan hasil anjlok di komoditas nikel. Ia memperkirakan, anjloknya komoditas satu ini, terjadi hingga Pemilu 2024.

"Sempat menjadi alat pencitraan, ekonomi nikel tahun ini mulai redup," katanya dalam keterangan, Jumat (25/8).

Anthony menyebut, ekspor ferronikel (HS72026000) anjlok 70,6%, pig iron (HS75011000) anjlok 71 %, dan nickel oxide (HS75012000) anjlok 57,4%. Angka ini bila dibandingan dengan kuartal kedua di 2022.

Ekspor Q2/2023 yang anjlok karena volume ekspor dan harga nikel internasional turun tajam. Volume ekspor untuk ferronikel, pig iron dan nickel oxide masing-masing turun 59,7%, 61,1% dan 38,3%.