Rental baju: Ketika ingin stylish namun tetap menjaga bumi

Bisnis sewa baju berkembang sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Ilustrasi Alinea.id/Oky Diaz.

Permasalahan ‘sejuta umat perempuan’, yang selalu merasa tidak memiliki baju, membuat seseorang terus membeli pakaian. Hal ini dibuktikan dalam survei yang dilakukan pada 2019 lalu, kepada 500 perempuan di Jabodetabek dengan rentang usia 24-35 tahun.

Hasilnya, 68% perempuan mengatakan bahwa mereka mengeluarkan Rp1,5 juta untuk produk fast fashion setiap bulannya. Sebanyak 92% perempuan mengaku tidak memiliki pakaian yang layak untuk dikenakan khususnya dalam menghadiri acara yang spesial. 

Selain itu, 75% perempuan mengaku tidak akan mengenakan lagi pakaian yang sama dalam poto yang diunggah di Instagram. Lalu 75% perempuan setuju bahwa fast fashion dress hanya akan dipakai 2-3 kali setelah pembelian.

“Selanjutnya, banyak juga yang mengatakan kalau ada opsi di mana mereka bisa menikmati koleksi fashion yang unlimited dan harga affordable, dan bisa sustainable, they would to try,” kata Dea Salsabila Amira yang menggelar survei tersebut kepada Alinea.id, Jumat (18/6).

Berbekal hasil survei tersebut, alumni Universitas Mercu Buana itu membangun Rentique, sebuah bisnis sewa pakaian atau rental fesyen. Tujuannya, mengajak para perempuan untuk dapat mengenakan busana rancangan desainer ternama. Selain lebih sustainable, baju sewaan juga bisa meningkatkan kepercayaan diri pemakainya tanpa menguras kantong.