Saudi Aramco diserang, rupiah masih terpuruk

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mewaspadai lonjakan harga minyak mentah dunia setelah serangan Saudi Aramco.

Nilai tukar rupiah terpuruk kembali ke level lebih dari Rp14.000 per dolar AS menyusul serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco. / Pixabay

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (17/9) sore ditutup melemah, seiring peluang terus naiknya harga minyak dunia setelah serangan ke ladang minyak Arab Saudi.

Rupiah ditutup melemah 58 poin atau 0,41% menjadi Rp14.100 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.042 per dolar AS.

"Pasar masih fokus ke Timur Tengah, di mana ladang minyak milik Saudi Aramco, raksasa migas asal Arab Saudi, dihantam serangan pesawat tanpa awak alias drone," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa (17/9).

Dampak serangan itu sendiri tidak main-main, produksi minyak Arab Saudi sebanyak 5,7 juta barel per hari terhenti. Jumlah tersebut lebih dari separuh produksi Negeri Gurun Pasir itu.

Data Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) mencatat produksi minyak Arab Saudi pada 2018 adalah 10,32 juta barel per hari. Angka 5,7 juta barel per hari juga sekitar 5% produksi dunia.