Suku bunga BI nyaris berada di puncak

Posisi suku bunga acuan 6% disebut nyaris berada di puncak titik kulminasi dan masih ada peluang untuk kembali dinaikkan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) bersalaman dengan Gubernur BI Perry Warjiyo (kedua kanan) didampingi Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A. Arianto (kanan) dan Advisory Board Chairman of Mandiri Institute M. Chatib Basri seusai pembukaan Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 di Jakarta, Rabu, (30/1/2019). / Antara Foto

Posisi suku bunga acuan 6% disebut nyaris berada di puncak titik kulminasi dan masih ada peluang untuk kembali dinaikkan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan kenaikan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) hampir mencapai puncaknya. Ini artinya, ruang pengetatan moneter akan semakin rendah.

"Jadi suku bunga acuan kami hampir ada di puncak. Karena tahun kemarin, kami sudah ambil risiko kenaikan suku bunga acuan," kata Perry dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (30/1).

Sebagai informasi, BI telah menaikkan suku bunga acuan 175 basis poin (bps) sepanjang 2018. Sejak Mei hingga Desember 2018, bunga acuan naik dari level 4,5% menjadi 6%. 

Perry menyebut, kebijakan pengetatan moneter tersebut merupakan respons untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed). Hal ini untuk menjaga daya tarik investasi di Tanah Air sehingga arus modal asing dapat tetap masuk.