Pelaku serangan siber Singapura diduga terkait negara

Menteri Komunikasi Singapura mengatakan bahwa ciri khas penyerangan siber mengarah pada kelompok terkait negara.

Ilustrasi / Pexels

Serangan siber terburuk dalam sejarah Singapura, di mana informasi pribadi sekitar 1,5 juta orang termasuk perdana menteri dicuri, memiliki ciri khas dilakukan kelompok terkait negara. Demikian disampaikan oleh Menteri Komunikasi Singapura S. Iswaran.

Pada akhir Juni, peretas mulai mencuri data pribadi dan catatan resep pasien yang mengunjungi klinik rawat jalan Singapura periode tiga tahun sebelumnya, ungkap pihak berwenang pada 20 Juli lalu.

Berbicara di parlemen pada hari Senin (6/6), Iswaran mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mengungkap identitas penyerang "atas alasan keamanan, namun telah menentukan bahwa serangan itu merupakan pekerjaan 'Advanced Persistent Threat' (APT) yang lazimnya terkait negara."

"Ini (APT) mengacu pada kelas penyerang siber yang canggih, biasanya terkait negara, yang melakukan perluasan kampanye siber secara hati-hati, untuk mencuri informasi atau menganggu operasi," ungkap Iswaran seperti dikutip dari Reuters.

Iswaran mengatakan bahwa badan-badan pemerintah memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap identitas para penyerang. Namun, tidak memiliki cukup bukti untuk mengambil tindakan hukum.