3 pekerja China korban salah basmi dugaan pencucian uang?

Seperti Tan, Peng mengatakan dia kembali ke China untuk menjawab pertanyaan dari polisi.

Polisi di Tiongkok memblokir ratusan pengiriman uang dari Singapura sebagai bagian dari tindakan keras terhadap dugaan pencucian uang. Foto AFP

Tiga warga negara China yang bekerja di Singapura menggugat sebuah perusahaan pengiriman uang. Pasalnya polisi China membekukan uang yang telah mereka kirim ke rumah mereka. Pembekuan itu seiring China meningkatkan upaya untuk membasmi dugaan pencucian uang dan kegiatan terlarang lainnya.

Ketiganya meminta 347.501 yuan (Rp766,6 juta) dari Samlit Moneychanger Pte, sebagai bagian dari tuntutan lainnya, dengan tuduhan pelanggaran perjanjian. Demikian menurut gugatan yang diajukan ke pengadilan negara-kota tersebut pada bulan Oktober dan diperoleh oleh Bloomberg News.

Samlit membantah tuduhan tersebut. Dikatakan bahwa pihaknya telah memenuhi kewajibannya dan tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi setelah uang mencapai rekening yang ditunjuk di China, menurut dokumen pengadilan.

Penyitaan ini terjadi ketika China menindak apa yang mereka anggap sebagai jaringan kejahatan besar yang telah meluas melampaui negaranya karena semakin banyak warga negaranya yang meninggalkan Negeri Tirai Bambu. Di seluruh Asia, negara-negara mulai dari Singapura hingga Myanmar berkutat dengan kasus penipuan dan pencucian uang yang menyebar dari negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

Singapura khususnya sedang menghadapi kasus pencucian uang terbesar dengan lebih dari SG$3 miliar (34,8 triliun) aset yang disita dari etnis Tionghoa di negara kota tersebut sejauh ini.