Kepolisian India usut kasus pemaksaan pindah agama oleh lembaga Bunda Teresa

Tekanan terhadap kelompok minoritas di India meningkat sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa.

Ilustrasi polisi India. Unsplash

Kepolisian negara bagian Gujarat tengah, India, menyelidiki dugaan lembaga amal misionaris yang didirikan Bunda Teresa memaksa gadis-gadis di sebuah rumah penampungan untuk mengenakan salib dan membaca Alkitab. Mereka diduga dipaksa pindah agama.

Petugas sosial Distrik Vadodara, Mayank Trivedi, mengatakan, laporannya kepada polisi berdasarkan laporan Otoritas Kesejahteraan Anak dan pejabat distrik lainnya. Menurut pengaduan itu, 13 Alkitab ditemukan di perpustakaan institut dan gadis-gadis yang tinggal di sana dipaksa membaca teks agama.

Aljazeera pada Kamis (16/12) melaporkan, pihak berwenang di negara bagian barat kota Vadodara Gujarat menyelidiki apakah lembaga misionaris Cinta Kasih memaksa gadis-gadis di rumah penampungannya mengenakan atribut keagamaan yang sebenarnya tidak mereka yakini.

Cinta Kasih membantah tuduhan tersebut. Lembaga ini didirikan pada 1950 oleh almarhum Bunda Teresa, seorang biarawati Katolik Roma yang tinggal dan bekerja di Kolkata dan mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk perdamaian manusia. Bunda Teresa pernah memenangkan Nobel Perdamaian pada 1979.

Di balik peristiwa pemaksaan itu, tekanan terhadap kelompok minoritas India, termasuk Kristen dan Katolik, terus meningkat sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa. Sejumlah aktivis mengatakan, agama minoritas mengalami diskriminasi dan kekerasan sejak Partai Bharatiya Janata Party (BJP), sayap kanan Modi, berkuasa pada 2014.