sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kepolisian India usut kasus pemaksaan pindah agama oleh lembaga Bunda Teresa

Tekanan terhadap kelompok minoritas di India meningkat sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Kamis, 16 Des 2021 18:59 WIB
Kepolisian India usut kasus pemaksaan pindah agama oleh lembaga Bunda Teresa

Kepolisian negara bagian Gujarat tengah, India, menyelidiki dugaan lembaga amal misionaris yang didirikan Bunda Teresa memaksa gadis-gadis di sebuah rumah penampungan untuk mengenakan salib dan membaca Alkitab. Mereka diduga dipaksa pindah agama.

Petugas sosial Distrik Vadodara, Mayank Trivedi, mengatakan, laporannya kepada polisi berdasarkan laporan Otoritas Kesejahteraan Anak dan pejabat distrik lainnya. Menurut pengaduan itu, 13 Alkitab ditemukan di perpustakaan institut dan gadis-gadis yang tinggal di sana dipaksa membaca teks agama.

Aljazeera pada Kamis (16/12) melaporkan, pihak berwenang di negara bagian barat kota Vadodara Gujarat menyelidiki apakah lembaga misionaris Cinta Kasih memaksa gadis-gadis di rumah penampungannya mengenakan atribut keagamaan yang sebenarnya tidak mereka yakini.

Cinta Kasih membantah tuduhan tersebut. Lembaga ini didirikan pada 1950 oleh almarhum Bunda Teresa, seorang biarawati Katolik Roma yang tinggal dan bekerja di Kolkata dan mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk perdamaian manusia. Bunda Teresa pernah memenangkan Nobel Perdamaian pada 1979.

Di balik peristiwa pemaksaan itu, tekanan terhadap kelompok minoritas India, termasuk Kristen dan Katolik, terus meningkat sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa. Sejumlah aktivis mengatakan, agama minoritas mengalami diskriminasi dan kekerasan sejak Partai Bharatiya Janata Party (BJP), sayap kanan Modi, berkuasa pada 2014. 

Hal tersebut dianggap sebagai faktor agama-agama minoritas terus mencari pengikut baru. Pada 2020, Komisi Amerika Serikat (AS) untuk Kebebasan Beragama Internasional mendaftarkan India sebagai negara dengan perhatian khusus untuk pertama kalinya sejak 2004.

Negara bagian tempat asal Modi adalah salah satu dari beberapa kawasan di India dengan penduduk mayoritas Hindu, di mana aturan yang tentang paksaan pindah agama terlihat samar. Regulasi ini lebih ketat ditegakkan dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintahan Modi membantah memiliki agenda mayoritas Hindutva (supremasi Hindu) dan menegaskan, orang-orang dari semua agama memiliki hak yang sama. Namun, catatan aktivis justru menunjukkan ada 300-an insiden anti-Kristen pada 2021.

Sponsored

Pekan lalu, ada sekitar 300 orang menerobos masuk ke St. Joseph School, sebuah sekolah Kristen di Madhya Pradesh, ketika para siswa mengikuti ujian. Mereka melempari batu.

"Kami memindahkan anak-anak dari auditorium ke bangunan sayap sekolah lain. Kami memindahkan mereka ke lantai pertama dan memberi mereka waktu ekstra untuk menyelesaikan ujian. Namun, para siswa tidak bisa menulis, mereka menangis dan menggigil," kata Kepala St Joseph School, Anthony Tynumkal.

Berita Lainnya
×
tekid