Langgam diplomasi Putin di atas 'rumput'

Bukan kali pertama Vladimir Putin memanfaatkan ajang kontestasi olahraga sebagai alat diplomasinya.

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri seremoni pembukaan Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, Kamis (14/6)./ Antarafoto

Tak hanya pada gelaran akbar Piala Dunia kali ini Vladimir Putin melakukan diplomasi lewat olahraga. Sebelumnya, ia pernah menggunakan cara serupa lewat ajang olimpiade musim dingin yang digelar di Sochi, Rusia pada 2014.

Bagi pemerintah mana pun, menjadi tuan rumah di acara olahraga akbar adalah kesempatan untuk menunjukkan pada dunia, imaji positif dari negara mereka. Rusia sendiri bukanlah negara pertama yang melakukan diplomasi lewat olahraga. Baru-baru ini misalnya, negara super tertutup Korea Utara juga melakukan hal yang sama.

Tetangga Korea Utara, Korea Selatan menjadi tuan rumah untuk olimpiade musim dingin 2018 di Pyeongchang. Tensi politik yang tinggi antara dua negara bertetangga tersebut memang tak pernah menurun sejak 1950-an. Namun, pada gelaran olimpiade musim dingin di Pyeongchang, Kim Jong-Un akhirnya menurunkan egonya dan berjanji tak membuat manuver politik agar olimpiade berjalan lancar. Kim Jong-Un akhirnya memenuhi janjinya.

Sudah sejak lama olahraga memiliki sangkut paut dengan politik, begitu pula sebaliknya. Pada 1970, ada diplomasi ping-pong yang dilakukan China dan Amerika Serikat. Diplomasi ini mampu membuka jalan bagi dialog antara China dan AS, yang tak pernah berkomunikasi selama 22 tahun. Setahun setelah diplomasi tersebut, Presiden Amerika Richard Nixon, melawat ke Beijing sebagai Presiden pertama AS yang melakukan hal tersebut.

Jontahan Grix dan Paul Michael Brannagan dalam tulisannya yang berjudul "Of Mechanism and Myths: Conceptualising States 'Soft Power' Strategies Thorugh Sport Mega Event' mengatakan, jika olahraga sering digunakan sebagai alat diplomasi untuk meningkatkan prestise sebuah negara di mata dunia internasional. Selain itu, pesta olahraga akbar akan meningkatkan citra dan rasa suka untuk negara penyelenggara di panggung dunia.