Langkah kontroversial AS pindahkan kedubes ke Yerusalem

AS resmi memindahkan kedubesnya ke Yerusalem pada 14 Mei 2018, sebuah langkah yang memicu kritik dari berbagai penjuru dunia.

Ilustrasi / Pixabay

Tahun 2018 menorehkan catatan kelam dalam perjuangan mewujudkan perdamaian abadi di Timur Tengah. Setelah pada 6 Desember 2017, Donald Trump mengumumkan secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, pada tahun ini AS memindahkan kedutaan besarnya ke sana.

Trump telah diperingatkan sebelumnya bahwa keputusannya dapat memicu kerusuhan di kawasan, namun dia bergeming dan tetap memenuhi janji kampanyenya. 

"Beberapa presiden pendahulu telah membuat langkah ini sebagai janji kampanye besar, mereka gagal menepatinya. Hari ini, saya memenuhi janji saya," tutur Trump di Gedung Putih.

Trump menambahkan, "Hari ini, kami mengakui hal yang sudah jelas: bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Tidak lebih, atau tidak kurang, ini merupakan sebuah pengakuan terhadap kenyataan. Ini merupakan sesuatu yang benar untuk dilakukan. Ini seharusnya adalah sesuatu yang sudah dilakukan."

Sang presiden menggambarkan keputusannya sebagai "langkah yang sudah lama ditunggu" untuk memajukan proses perdamaian di Timur Tengah.