Sepak bola Eropa dalam kemelut perang dan ancaman flu Spanyol

Piala Eropa digelar riuh dengan penonton di stadion. Situasi gawat terjadi kala flu Spanyol melanda 100 tahun lalu.

Ilustrasi sepak bola dan virus. Alinea.id/Bagus Priyo,

Gegap gempita kompetisi sepak bola UEFA EURO 2020 atau Piala Eropa sudah memasuki babak 16 besar. Laga tim-tim hebat di Benua Biru itu pun semarak dengan kehadiran penonton. Sebuah pemandangan yang nyaris tak terlihat selama setahun lebih akibat pandemi Covid-19.

Liga-liga di Eropa sebelumnya sempat berhenti sejenak. Lalu, digelar tanpa penonton. Perlahan, dengan masifnya vaksinasi, pemeriksaan Covid-19, dan pelonggaran peraturan pembatasan sosial, beberapa liga Eropa besar, seperti Liga Inggris atau Premier League dan Liga Italia atau Serie A, mengizinkan penonton hadir di stadion.

Serie A misalnya, pada awal Mei 2021 mulai mengizinkan kehadiran penonton di stadion maksimal 1.000 orang. Premier League pada pertengahan Mei 2021, mengizinkan sebanyak 10.000 penonton tuan rumah untuk menonton pertandingan secara langsung.

Ada 11 kota di 11 negara yang menjadi tuan rumah babak penyisihan grup EURO 2020. Setiap negara, punya aturan berbeda terkait kehadiran penonton di dalam stadion. Dari situs web UEFA disebut, Saint Petersburg di Rusia dan Baku di Azerbaijan mengizinkan 50% penonton.

Bucharest di Rumania, Roma di Italia, Glasgow di Skotlandia, Amsterdam di Belanda, dan London di Inggris, mengizinkan kapasitas 25% penonton. Sementara Stadion Puskas Arena yang ada di Kota Budapest, Hongaria, mengizinkan kehadiran 100% penonton. Namun, para penonton ini harus menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 atau sertifikasi vaksinasi.