Tolak pembangunan perumahaan mewah di lahan berhutan

Demonstran Thailand menyebut pembangunan rumah mewah di hutan menimbulkan kerusakan lingkungan. Selain juga, dinilai masyarakat keramat.

Masyarakat Thailand Utara menyebut pembangunan perumahan di lahan merusak kesakralan gunung./Antara Foto

Lebih dari seribu orang berkumpul di kota Chiang Mai, Thailand Utara, pada Minggu (29/4) untuk menentang pembangunan perumahan mewah oleh pemerintah di lahan berhutan. Unjuk rasa tersebut dikatakan sebagai unjuk rasa terbesar di bawah kekuasaan tentara.

Unjuk rasa itu adalah salah satu yang terbesar sejak tentara Thailand mengambil alih kekuasaan sesudah kudeta pada 2014. Penguasa memberlakukan larangan pertemuan umum lebih dari lima orang dan sebagian besar telah mengekang kebebasan berpendapat melalui berbagai perintah dan menggunakan tentara dan polisi untuk menghalangi pertemuan umum.

Potret udara pembangunan perumahan menunjukkan pembangunan rumah mewah telah merusak kaki bukit berhutan di pegunungan Doi Suthep, Chiang Mai. Akibatnya, pembangunan tersebut memicu kemarahan warga.

Polisi memperkirakan lebih dari 1.000 orang mengikuti unjuk rasa pada Minggu itu. Meski begitu, unjuk rasa disebut berlangsung secara teratur.

"Sekitar 1.250 orang turut ambil bagian dalam unjuk rasa itu," kata Kolonel Polisi Paisan, wakil komandan kepolisian Chiang Mai seperti dikutip Antara.