Naksir orang lain saat sudah punya pasangan ternyata fenomena yang lazim. Tapi, apakah itu berbahaya?
Dalam hubungan romantis jangka panjang, godaan tak selalu datang dalam bentuk perselingkuhan. Kadang ia muncul jauh tak kentara—dalam bentuk rasa suka yang tak diundang, yang datang begitu saja pada seseorang di luar hubungan kita.
Itu terjadi karena kita tak selalu bersama dengan pasangan kita. Saat bekerja, misalnya, kita bertemu dengan rekan kerja yang entah kenapa bikin kita merasa nyaman. Bisa juga kita mendadak punya perasaan tertentu pada teman lama yang sebelumnya terkesan "biasa" saja. Atau "crush" pada orang yang benar-benar baru kita kenal.
Fenomena ini ternyata bukan hal langka. Diperkirakan, hingga 70 persen orang dalam hubungan eksklusif jangka panjang pernah mengalami ketertarikan atau “crush” pada orang ketiga. Pertanyaannya, apakah perasaan itu sekadar percikan yang tak berarti, atau justru tanda bahaya bagi hubungan utama?
Sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Personal Relationships mencoba menjawabnya. Riset bertajuk “Do Crushes Pose a Problem for Exclusive Relationships: Trajectories of Attraction Intensity to Extradyadic Others and Links to Primary Relationship Commitment and Satisfaction” ini dilakoni oleh O’Sullivan dan rekan-rekannya pada 2025.
Dalam risetnya, tim peneliti melibatkan 172 responden yang sedang berada dalam hubungan jangka panjang, tetapi mengaku memiliki ketertarikan pada orang lain.