Remaja menghadapi banyak tantangan, mulai dari kesehatan mental yang buruk, meningkatnya angka obesitas, paparan kekerasan, dan perubahan iklim.
Masa remaja—transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa—berlangsung sekitar usia 10-19 tahun. Masa remaja adalah masa di mana seseorang berusaha mengenal segala hal lebih jauh.
Namun, sekelompok ahli kesehatan remaja, termasuk dari Murdoch Children’s Research Institute (MCRI)—yang menyebut diri mereka Komisi Lancet tentang Kesehatan dan Kesejahteraan Remaja tahun 2025—dalam laporan baru-baru ini di jurnal The Lancet mengungkap, remaja menghadapi banyak tantangan, mulai dari kesehatan mental yang buruk, meningkatnya angka obesitas, paparan kekerasan, dan perubahan iklim.
Laporan itu bakal diluncurkan pada Sidang Majelis Kesehatan ke-78 World Health Organization (WHO) di Jenewa, Swiss. Para peneliti mengungkap, meski remaja merupakan 24% dari populasi dunia (sekitar 2 miliar orang), tetapi mereka hanya menerima 2,4% dari pendanaan pembangunan dan kesehatan global.
Pada 2030, para peneliti menyebut, lebih dari separuh remaja di dunia akan tinggal di negara-negara yang demografinya mengalami beban penyakit kompleks yang berlebihan.
Dikutip dari situs web MCRI, para peneliti memperkirakan, pada 2050, 70% remaja dunia akan tinggal di daerah perkotaan. Meski berpotensi mendatangkan manfaat, tetapi urbanisasi yang cepat dan tidak terencana dapat mempercepat kemiskinan, isolasi, dan perumahan yang tidak aman.