Fakta sejarah dan budaya dalam kuliner Gorontalo

Gorontalo punya kekayaan kuliner yang menakjubkan.

Ilustrasi kuliner. Foto Pixabay.

Kuliner daerah memang selalu menarik untuk diulik, termasuk kuliner Gorontalo yang belum terlalu dikenal luas. Padahal, Gorontalo punya kekayaan kuliner yang menakjubkan.

Food anthropologist dan peserta Master Chef Indonesia Musim VIII, Seto Nurseto, mengatakan makanan terkait erat dengan siklus kehidupan manusia. Oleh karena itu, ia meyakini, ada makanan Gorontalo yang terkait dengan kelahiran, pernikahan, dan kematian.

“Salah satunya, Tili’aya, yang menjadi syarat dalam acara syukuran adat,” kata Seto dalam keterangan resminya, Sabtu (18/12).

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Bakul Goronto, Zahra Khan, menyebutkan, di setiap perayaan kelahiran, kematian, dan doa-doa syukur, nasi kuning dan Tili’aya selalu disajikan. Tili’aya merupakan makanan manis serupa Srikoyo dari Padang. Seto menjelaskan, nasi kuning memang disajikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan.

“Nasi kuning dibentuk segitiga karena menyimbolkan gunung emas yang melambangkan gunung kemakmuran. Dulu, nasi kuning berfungsi sebagai sesaji, sebelum orang masuk ke hutan. Namun, ketika Islam masuk, sesaji perlahan ditinggalkan.”