Indonesia kaya akan nikel, waktunya beralih ke energi baterai?

Indonesia kaya akan material baterai yang sekarang berbasis nikel, mangan dan cobalt, selain dari lithium sebagai sumber energinya.

Mobil listrik tesla melakukan pengisian daya. Pixabay.

Di sejumlah negara maju energi baterai sudah di kembangkan untuk energi alternatif untuk masa depan. Tak hanya dipakai di dunia elektronik, baterai kini dirancang untuk moda transportasi layaknya mobil listrik.

Untuk itu, Indonesia diminta harus mulai dari sekarang membangun industri baterai. Apalagi Indonesia kaya akan material baterai yang sekarang berbasis nikel, mangan dan cobalt, selain dari lithium sebagai sumber energinya. Dengan itu, seharusnya Indonesia dapat mengolah sendiri material tersebut untuk membangun baterai

"Kebijakan pemerintah untuk menyiapkan policy dan juga menyadarkan masyarakat untuk beralih kepada energi renewable sekarang ini," jelas Founder Nation Battery Research Institute (NBRI) Evvy Kartini dalam webinar, Senin (8/2).

Dia mengaku, Indonesia sebenarnya sudah mempersiapkan langkah untuk menggunakan energi terbaharukan. Salah satunya terdapat di Peraturan Presiden No.55 Tahun 2019 yang mempersiapkan langkah untuk riset dan juga pengembangan Battery Electric Vehicle  atau Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai di Indonesia.

"Mudah-mudahan di 2030 kita (Indonesia) sudah beralih ke kendaraan listrik," ucap Evvy.