Masa depan taksi terbang

Pada 1926, Henry Ford menginisiasi mobil terbang berpenumpang pertamanya. Namun, gagal dalam uji coba terbang.

Ilustrasi taksi./Foto NEOSiAM 2024+/Pexels.com

Dalam “Seminar Masa Depan Pasca-IKN” yang ditayangkan di YouTube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Sabtu (17/2), Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono memberi gambaran penampakan IKN pada 2045. Ibu kota baru itu bakal ada drone dan robot yang akan memantau perkembangan kota dan logistik, serta taksi terbang.

Taksi terbang bukan cuma ada dalam karangan film fiksi ilmiah. Mobilitas ke tempat-tempat yang tadinya sulit diakses dan menghindari kemacetan lalu lintas bukan hal yang tak mungkin lagi dilakukan. Perusahaan di beberapa negara sudah mengembangkan moda transportasi canggih itu.

Ide taksi terbang pertama kali dicetuskan raja bisnis Amerika Serikat dan pendiri Ford Motor Company, Henry Ford pada 1926. Menurut Financial Times, saat itu ia meluncurkan Ford Flivver, sebuah mobil terbang untuk penumpang. Namun, usahanya gagal. Produksinya dihentikan usai prototipe jatuh ke laut di lepas pantai Melbourne, Florida, Amerika Serikat.

Perusahaan-perusahaan pemain utama taksi udara tersebar di Amerika Serikat, Eropa, China, dan Brasil, antara lain Joby, CityAirbus, Ehang, Archer, Volocopter, dan Vertical. Ada yang merupakan perusahaan rintisan, ada juga yang ditopang perusahaan mapan. Misalnya, Vertical yang didukung oleh pemerintah Inggris, American Airlines, Rolls-Royce, Honeywell, dan Virgin Atlantic.

Taksi terbang dengan sistem electric vertical take-off and landing (eVTOL) atau pesawat lepas landas dan mendarat vertikal listrik mengadopsi tiga jenis kendaraan, yakni multikopter, vectored thrust, dan lift plus cruise.