Menemani orang tercinta yang tengah depresi

Orang yang dari luar tampak baik-baik saja bahkan cenderung berprestasi, bisa saja tengah mengidap depresi tak kasat mata (HFD).

Ilustrasi depresi./ Pixabay

Salah satu kriteria umum untuk menilai ada tidaknya gangguan mental pada diri seseorang adalah "kegagalan berfungsi secara wajar". Berfungsi maksudnya, orang tersebut menjalani adaptasi dengan sekitarnya dan berusaha memenuhi tuntutan hidup sehari-hari. Hal ini mencakup perilaku mereka di tempat kerja, sekolah, keluarga, dan lingkungan sosiofisikal secara umum.

Depresi merupakan gangguan mental yang akhir-akhir ini populer dibicarakan. Kriteria keberfungsian di atas juga diterapkan untuk menegakkan diagnosis, terkait ada tidaknya depresi dalam diri seseorang.

Namun, ada juga yang disebut High Functioning Depression (HFD). Ini adalah jenis depresi yang tidak secara kasat mata mudah dideteksi orang lain maupun penderitanya. Tampak luar, mereka akan terlihat baik-baik saja atau bahkan menampilkan prestasi yang luar biasa.

Kemampuan untuk tetap berfungsi normal membuat mereka sendiri tidak merasa ada yang salah. Beberapa orang yang saya kenal dan mengidap gangguan ini menceritakan, butuh waktu untuk menerima kenyataan telah memiliki gangguan ini. Bukan karena tidak ingin dianggap "gila", tapi karena mereka benar-benar tidak menyadari ada masalah mental yang serius.

Awalnya mereka mengira, gejala-gejala depresi yang mereka alami sekadar sifat atau watak yang sudah bawaan dari "sana-nya". Orang lain pun tidak cukup waspada karena tidak bisa melihat "ada yang salah". Namun, seringkali pengamat dari luar sebenarnya mengamati ada yang berbeda dari diri orang yang mengalami HFD ini. Mereka hanya tidak dapat menjelaskan atau tidak melihatnya sebagai gangguan mental.