Mengapa ada orang tua yang menyesal punya anak?

Di negara-negara maju, sebanyak 5%-14% orang tua menyesali keputusannya memiliki anak.

Ilustrasi orang tua dan anaknya./Foto skalekar1992/Pixabay.com

Tahun 2013, seorang ibu dengan dua anak asal Inggris bernama Isabella Dutton, 57 tahun, membuat kehebohan dengan tulisannya yang dimuat di Daily Mail berjudul “The mother who says having these two children is the biggest regret of her life”. Dutton mengakui, saat anak pertamanya baru berusia lima hari, ia punya perasaan bersalah yang besar karena sudah memiliki anak. Ia baru berusia 22 tahun ketika melahirnya anak pertamanya. Namun, ia tak pernah merasakan kehangatan sebagai seorang ibu.

“Perasaan saya bukan karena kelelahan, juga bukan karena depresi pascapersalinan, atau bahkan gejala singkat dari baby blues,” kata Dutton.

“Sederhananya, saya selalu membenci gagasan menjadi seorang ibu.”

Menurut Anne Kingston dalam “I regret having children” yang dimuat di Macleans, pada 2018 pemikiran Dutton itu tak lagi aneh. Penyesalan menjadi orang tua, tulis Kingston, telah menjadi topik yang dibahas berbagai pihak.

“Diskusi ini dipicu oleh karya ilmiah pertama tentang penyesalan menjadi orang tua oleh sosiolog Israel, Orna Donath dengan bukunya Regretting Motherhood: A Study pada 2015,” kata Kingston.