Minum Coca-Cola disebut bisa meredakan migrain. Kandungan kafein, gula, dan es dalam soda dinilai membantu sebagian orang, meski tak selalu efektif. Kenali manfaat, risiko, dan siapa saja yang sebaiknya menghindarinya.
Media sosial belakangan ramai dengan fenomena “McDonald’s migraine hack”. Alih-alih ke apotik, sejumlah warganet melaporkan mereka pergi McDonald untuk berobat. Di sana, mereka memesan coke (biasanya Coca Cola) ukuran besar dan kentang goreng.
Untuk para penderita migrain jangka panjang, coke atau minuman bersoda jadi "jurus andalan" versi rumahan untuk mengobati migrain.
“Ada penjelasan medis di balik itu,” kata Katherine Carroll, ahli saraf di Northwestern Feinberg School of Medicine, Chicago, seperti dikutip dari National Geographic, Senin (1/9).
Setidaknya ada tiga kandungan utama dalam coke yang bisa memberi efek “penyelamat”. Pertama, es batu. Sensasi dingin diketahui dapat mengurangi rasa sakit.
Kedua, kafein. Zat ini bisa menyempitkan pembuluh darah, sekaligus meningkatkan efektivitas obat migrain. “Kafein sendiri cenderung protektif bagi migrain,” jelas Emad Estemalik, ahli saraf di Cleveland Clinic, Ohio.