Mereka yang rentan depresi karena perjalanan lama ke kantor

Riset terbaru para peneliti Korea Selatan menemukan, waktu perjalanan yang lama terkait erat dengan meningkatnya risiko depresi.

Ilustrasi kemacetan lalu lintas./Foto aled7/Pixabay.com

Bagi orang-orang yang bekerja di wilayah Jabodetabek, perjalanan ke kantor menggunakan kendaraan pribadi selalu dihantui kemacetan. Jika menggunakan angkutan umum, seperti kereta komunter, siap-siap berdesak-desakan atau ketinggalan kereta. Perjalanan pun sering ditempuh lebih dari sejam dari rumah ke kantor.

“Perjalanan sehari-hari yang panjang dapat menyisakan sedikit waktu di hari kerja yang sibuk, yang membuat kurang aktif secara fisik, (menyebabkan) kelebihan berat badan, dan kurang tidur,” tulis Science Alert.

“Duduk di tengah kemacetan juga dapat meningkatkan tekanan darah. Bukan karena frustasi, namun karena polusi udara yang dihirup.”

Menurut Science Alert, dampak kesehatan tersebut paling dirasakan di Korea Selatan—negara yang diperkirakan punya rata-rata waktu perjalanan terlama dan tingkat depresi tertinggi di antara negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development (ODCD).

Riset terbaru para peneliti Korea Selatan, antara lain Dong-Wook Lee, Je-Yeon Yun, Nami Lee, dan Yun-Chul Hong yang dipublikasikan di Journal of Transport & Health (Desember, 2023) menemukan, waktu perjalanan yang lama terkait erat dengan meningkatnya risiko depresi.