Musikus jenius Beethoven lemah dalam sinkronisasi irama

Memanfaatkan helai rambut Beethoven, peneliti mengungkapkan hal mengejutkan dari komposer legendaris itu.

Ilustrasi wajah Beethoven./Foto isabellaquintana/Pixabay.com

Ludwig van Beethoven dikenal sebagai seorang komposer dan pianis Jerman legendaris. Ia adalah salah seorang tokoh yang paling dihormati dalam sejarah musik Barat. Karya-karyanya termasuk di antara repertoar musik klasik yang paling banyak ditampilkan dan mencakup transisi dari periode klasik ke era romantis dalam musik klasik.

Walau dikenang sebagai salah satu komposer paling paripurna, namun para peneliti gabungan asal Swedia, Amerika Serikat, Belanda, dan Kanada dalam riset bertajuk “Notes form Beethoven’s genome” di jurnal Current Biology (Maret, 2024) menemukan hal yang mengejutkan. Rupanya, Beethoven punya kecenderungan genetik yang relatif rendah terhadap sinkronisasi irama atau kemampuan alami yang kuat untuk mengikuti irama. Padahal, itu merupakan sifat yang semestinya melekat dalam diri seseorang yang berbakat musik.

“Inspirasi di balik penelitian ini terletak pada pertanyaan mendasar, yang membuat penasaran para ilmuwan selama berabad-abad, yakni sejauh mana pencapaian manusia yang luar biasa, seperti kejeniusan musik Beethoven yang tak tertandingi dipengaruhi faktor genetik?” tulis PsyPost.

“Dengan munculnya metode molekuler modern, kemampuan menganalisis DNA tokoh sejarah telah menjadi kenyataan.”

Tahun lalu, para peneliti dari University of Cambridge berhasil mengetahui secara pasti penyebab Beethoven mati pada 1827 dalam usia 56 tahun. Dikutip dari Yahoo, dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Current Biology tersebut, para peneliti menganalisis lima helai rambut yang dipercaya merupakan rambut sang komposer. Lalu, mengurutkan genom dari rambut itu.