PDSKJI: Depresi bisa juga dimulai dengan rasa mag atau mual

Masalah psikologis yang dialami oleh responden dari swaperiksa yang terbanyak adalah gangguan ansietas atau kecemasan.

Sumber: istockphoto.com

Berdasarkan hasil swaperiksa yang dilakukan Perhimpunan Kedokteran Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), dari Maret 2020-Maret 2022, menunjukkan tren peningkatan masalah psikologis yang dialami masyarakat. Bila pada Maret 2020, masalah psikologis angkanya hanya sebanyak 70,7%, namun pada Maret 2022, telah meningkat sebesar 82,5%.

Ketua Umum Pengurus Pusat PDSKJI Diah Setia Utami menyebutkan, masalah psikologis yang dialami oleh responden dari swaperiksa yang terbanyak adalah gangguan ansietas atau kecemasan. Diikuti oleh gangguan depresi dan peningkatan gangguan jiwa berat seperti skizofrenia.apa saja masalah psikologis yang dialami responden dan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan pandemi Covid-19 saat ini.

“Yang paling banyak adalah gangguan kecemasan yang diikuti dengan gangguan depresi. Kemudian juga ada peningkatan gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia. Karena ketika pandemi ini tidak mudah mendapatkan akses layanan kesehatan jiwa, sehingga banyak yang putus obat dan akhirnya meningkatkan kasus-kasus skizofrenia,” jelasnya.

Berdasarkan pengamatannya, pada umumnya, pasien yang mengalami masalah kejiwaan mengalami beberapa ciri sebagai berikut:

- Perasaan stres yang terus menerus
- Cemas, khawatir, atau takut
- Pikiran-pikiran yang berlomba kesedihan, menangis, kehilangan minat pada kegiatan yang biasa disukai
- Gejala fisik, seperti peningkatan detak jantung, gangguan pencernaan, kelelahan, atau sensasi lain yang tidak nyaman
- Frustasi, menjadi sensitif sehingga mudah marah
- Kegelisahan atau agitasi
- Merasa tidak ada yang menolong
- Kesulitan konsentrasi atau tidur
- Perasaan tidak terhubung dengan orang lain
- Takut akan suatu kejadian di ruang publik
- Sulit untuk relaks/santai.