Sosial dan Gaya Hidup

Risiko jatuhnya sampah antariksa

Sampah antariksa membuat industri penerbangan mengalami risiko.

Selasa, 11 Februari 2025 06:13

Akhir Desember 2024 lalu, bongkahan sampah antariksa berbentuk cincin logam seberat 500 kilogram menghantam sebuah desa di Kenya. Warga desa Mukuku, di tenggara ibu kota Nairobi, terhentak karena sampah antariksa saat terjatuh suaranya mirip bom.

Dikutip dari SpaceNews, pada awal 2025, puing-puing luar angkasa dari uji coba roket Starship milik Space X yang gagal mendarat jatuh di Kepulauan Turks dan Caicos, yang berada di wilayah Kepulauan Karibia.

Peneliti di Universitas Nasional Singapura, Taufik Rachmat Nugraha dalam The Conversation menulis, merujuk Inter Agency Space Debris Coordination Committee (IADC), sampah antariksa adalah sisa-sisa objek antariksa buatan manusia—termasuk pecahan dan semua elemen yang terdapat di dalamnya—di orbit bumi atau yang kembali ke atmosfer bumi, tetapi sudah tidak berfungsi.

Saat ini, sebut Taufik, setidaknya ada 36.000 objek antariksa yang tengah dipantau Satellite Surveilance Network (SSN). European Space Agency (ESA) tahun 2024 memperkirakan, ada lebih dari 40.000 puing-puing berdiameter lebih dari 10 cm di orbit sekitar bumi. Sekitar lebih dari 650 objek di antaranya diperkirakan berasal dari hasil tabrakan dengan objek antariksa lain, ledakan, atau kerusakan alami.

Kekhawatiran timbul, jika serpihan sampah dari angkasa itu jatuh menghantam pesawat terbang. Para peneliti dari Universitas British Columbia di Kanada dalam jurnal Scientific Reports (2025) menulis, meningkatnya risiko pesawat bakal dihantam sampah ruang angkasa karena didorong penyebaran satelit massal, seperti Starlink milik Space X.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait