Rumah sakit jiwa rentan paparan Covid-19

Di Amerika rumah sakit jiwa dianggap rentan Covid 19 karena orang bisa keluar masuk tanpa tes.

Ilustrasi. Worldbank

Candaan komika Mongol Stres soal 'orang gila tidak ada yang kena Covid-19', ternyata ditanggapi serius oleh seorang psikiater. Di sosial media, dia mencoba membantahnya. Di luar itu, sebenarnya pandemi Covid-19, memang membuat orang mudah depresi dan perlu pendampingan kejiwaan.

Mongol berseloroh soal 'Covid-19 dan orang gila' di podcast Youtube Deddy Corbuzier (24/6). Saat berbincang dia mengatakan kepada Deddy bahwa tidak ada satupun klaster Covid-19 di rumah sakit jiwa. Baik di Indonesia maupun di luar negeri. 'Nah Mongol teliti. Ternyata orang gila selalu jaga jarak,' Mongol menyimpulkan disambut gelak tawa lawan bicaranya. 

Dokter spesialis kejiwaan Vivi Syarif mengomentari konten tersebut. Dia merasa harus menyampaikan informasi tentang candaan 'orang gila tidak kena Covid' itu ke publik. Khawatir ada stigma katanya.

"Ada hal yang bisa mengarahkan kesalahpahaman di masyarakat," kata wanita dengan APD biru itu mengawali. 

Dia menjelaskan bahwa dunia psikiater di Indonesia sudah tidak pakai istilah orang gila, tetapi ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Menurut dia berdasarkan penelitian ODGJ juga rentan mengalami infeksi covid. Klaster rumah sakit jiwa juga sudah terjadi, kata dia.