Agar sikat gigi tak jadi sarang mikroba, jauhkan dari toilet, biarkan kering terbuka, dan ganti tiap tiga bulan.
Setiap pagi dan malam, kita memulai dan menutup hari dengan satu ritual sederhana: menyikat gigi. Tapi, benda kecil yang tampak bersih itu ternyata menyimpan risiko kesehatan. Sikat gigi sebenarnya adalah ekosistem mini—sebuah dunia lembap dan penuh kehidupan yang tak kasatmata.
Di antara serabut plastiknya yang mulai mengurai, jutaan mikroorganisme sedang hidup, tumbuh, dan berkompetisi. Sikat gigi, kata mikrobiolog Jerman Marc-Kevin Zinn dari Rhine-Waal University of Applied Sciences, adalah “padang kering yang setiap hari berubah menjadi rawa subur.”
"Mikroba pada sikat gigi umumya datang dari tiga sumber utama, yaitu mulut kita, kulit kita, dan lingkungan tempat sikat itu disimpan," kata Zinn seperti dikutip dari BBC Future, Selasa (22/10).
Saat kita menggunakannya, air, air liur, sisa makanan, dan sel kulit menciptakan banjir nutrisi yang membuat bakteri dan jamur betah menetap di sana. Diperkirakan ada antara satu hingga dua belas juta mikroba di setiap sikat gigi.
Bahkan sebelum digunakan, beberapa sikat baru sudah membawa koloni bakteri. Studi di Brasil terhadap 40 sikat gigi baru menemukan bahwa setengahnya telah terkontaminasi oleh berbagai jenis mikroba.