Tipu-tipu dokter palsu dalam sepak bola

Selama delapan tahun, dokter gadungan Elwizan Aminuddin berhasil menipu banyak klub dan tim nasional.

Pemain Madura United asal Brasil, Luiz Marcelo Morais dos Reis atau Lulinha mengalami cedera dalam sebuah laga Liga 1 musim 2022/2023./Foto Liga Indonesia Baru/ligaindonesiabaru.com

Setelah buron selama dua tahun lebih, dokter gadungan atau dikenal pula dengan istilah dokteroid, yang sebelumnya malang-melintang di dunia sepak bola nasional, Elwizan Aminuddin, akhirnya berhasil ditangkap di rumahnya di Cibodas, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (24/1).

Selama delapan tahun, dari 2013 hingga 2021, Elwizan menjadi dokter di beberapa klub lokal, seperti Persita Tangerang, Barito Putera, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, Kalteng Putra, dan PSS Sleman. Ia pun pernah menjadi dokter tim nasional Indonesia U-19.

Akibat penanganan yang tak tepat, beberapa pemain muda potensial menjadi korban dokter palsu itu. Misalnya, striker PSS Sleman yang juga ujung tombak tim nasional Indonesia, Saddam Emiruddin Gaffar dan kiper Persebaya Surabaya dan tim nasional Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi.

Saddam menjadi korban Elwizan yang salah diagnosis. Saat masih menjadi dokter PSS Sleman, Elwizan mendiagnosis Saddam cedera anterior ceuciate ligament (ACL), yang mengharuskan dirinya absen selama enam bulan dalam kompetisi Liga 1 musim 2021/2022. Namun, ia tidak disarankan operasi, sehingga harus menjalani perawatan yang lama.

Saat memperkuat tim nasional Indonesia U-19, Ernando pernah mengalami cedera bahu. Namun, Elwizan menyarankan Ernando tidak operasi. Malah, kiper yang tampil gemilang di Piala Asia 2023 itu disuruh tetap latihan.

Menanggapi dokter gadungan di sepak bola nasional, menurut pengamat sepak bola Akmal Marhali, sumber masalahnya ada di PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru (LIB) dalam kaitan memverifikasi klub sepak bola profesional.