Tren sunburn blush: Dari negeri sakura ke kulit tropis Indonesia

Sunburn blush make up adalah teknik mengaplikasikan blush on di kedua pipi atau tepat di bawah mata, lalu menyambung lewat hidung. 

Dian Sastro menjadi artis yang mempraktikkan make up sun burn./ Instagram

Tren kecantikan silih berganti dan berkembang seiring dengan pengaruh budaya dalam dan luar negeri. Dalam beberapa tahun ke belakang hingga kini, riasan wajah dengan memakai blush on warna cerah di pelipis kembali digandrungi. 

Teknik merias wajah dengan blush on yang sedang populer yakni sunburn blush atau make up demam. Disebut demikian karena warna blush on yang dipilih biasanya gradasi dari merah. Sehingga, efek yang ditimbulkan tampak seperti terbakar sinar matahari atau orang terserang demam.

Sunburn blush makeup merupakan satu teknik mengaplikasikan blush on di kedua pipi atau tepat di bawah mata, lalu menyambung lewat hidung. Tren ini konon lahir di Jepang, dengan sebutan me no shita chiiku, yang artinya di bawah mata. Jadi riasan tersebut hanya fokus pada area bawah mata dan di atas tulang pipi.

Teknik demam berkiblat pada dandanan geisha dan pemain kabuki di Jepang. Namun, sekarang me no shita chiiku juga terinspirasi anime Jepang yang sangat populer. Dalam anime, pipi gadis anime digambarkan sebagai lingkaran oval berwarna merah muda tepat di bawah mata. Kesan cute, innocent, dan youthful akan tampil bersamaan dengan rona merah yang bersemu di bawah mata. 

Ada juga yang menyebut tren pakai blush on di bawah mata ini sebagai ‘make up mabuk’ atau ‘make up nyebrang’ (karena blush on menyeberangi hidung). Sebetulnya, gaya make up seperti ini pernah diperkenalkan awal 90-an oleh model Kate Moss, yang menggunakan gaya heroin chic, atau tampilan make up pucat dan lingkaran hitam di bawah mata seperti orang yang tengah mabuk heroin.