Nostalgia di bangku Metromini

Bus-bus Metromini tak lagi ditemukan melintasi jalan-jalan ibu kota sambil membawa penumpang.

Ilustrasi bus Metromini. Alinea.id/Dwi Setiawan

Bus-bus Metromini tak lagi ditemukan melintasi jalan-jalan ibu kota sambil membawa penumpang. Setelah diburu petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta sejak 2018, para sopir Metromini akhirnya menyerah. Pada 2019, hampir semua Metromini resmi berhenti beroperasi. 

Jika dibandingkan Kopaja, Kopami, dan Koantas Bima, Metromini datang lebih awal. Metromini kali pertama diperkenalkan sebagai alat transportasi peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO) pada tahun 1962. 

Satu dekade berselang, Gubernur DKI Jakarta mendirikan PT Metromini untuk menaungi lebih dari 300 sopir dan pemilik Metromini. Ketika itu, Kopaja sudah mengaspal di jalanan Jakarta. 

Pada tahun 1978, Metromini diremajakan. Bus-bus robur--yang berbentuk seperti roti tawar yang gembung bagian moncongnya--mulai diganti dengan bus-bus Mitsubishi bikinan Jepang. Pada 1990, Metromini berjaya dengan menguasai 60 trayek di Jakarta dengan 3.000 armada bus. 

Saking banyaknya Metromini di Jakarta, bus berwarna khas merah-oranye itu kian populer. Musikus Achmad Albar, misalnya, mengabadikannya dalam lagu "Bis Kota" yang populer pada 1990-an. Pada dekade 2000-an, Metromini juga rajin nongol di sinetron dan film televisi (FTV).