Menghadirkan jargon revolusi industri ke dalam pemilu

Peran internet tidak sebatas meningkatkan partisipasi dan hak suara (voting behaviour).

Muhammad Sufyan Abdurrahman

Penulis bersama 44 pemenang call for paper dari total 216 paper dari seluruh Indonesia dihadirkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) guna mempresentasikan tulisan pada 13-16 November 2019 di Bogor.

Aktivitas ini dilakukan dalam ajang perdana terbesar dan prestisius: Konferensi Nasional Tata Kelola Pemilu Indonesia 2019. Penulis menilainya demikian, yang juga disampaikan Ketua KPU Arief Budiman saat pembukaan Rabu (13/11) malam, baru kali ini evaluasi pemilu dilakukan lintas sektor.

Padahal standarnya hanya internal dan tidak memplenokan masukan pascapemilu dari para pihak secara resmi.

Kali ini, bukan hanya melibatkan KPU sebagai penyelenggara pemilu, namun juga pakar ilmu politik dan tata negara, organisasi pemantau pemilu, surveyor politik, akademisi lintas ilmu, bahkan hingga level mikro yakni Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Ajang evaluasi bersama ini juga memiliki nilai penting, karena sekalipun pilpres rasanya baru kemarin, namun 23 September 2020 akan dihelat 270 pemilu kepala daerah/pilkada serentak se-Indonesia (Sumber: https://www.alinea.id/pemilu/dpr-dan-kpu-sepakat-penetapan-tanggal-pilkada-2020-b1Xjn9lwD )