Hati-hati terhadap tren chroming yang viral di sosial media Australia

Anak mereka, Esra Haynes yang berusia 13 tahun itu meninggal akibat mengikuti tren di sosial media yang populer disebut 'chroming'.

Foto: Imogen Haynes

Anda mungkin baru mengetahui ada sebuah tren bernama 'chroming', sama halnya dengan kedua orang tua seorang gadis  bernama Esra Haynes yang tinggal di Melbourne. Mirisnya, orangtua itu baru mengetahui tentang tren chroming, seiring dengan datangnya kabar duka. 

Anak mereka, Esra Haynes yang berusia 13 tahun itu meninggal akibat mengikuti tren di sosial media yang populer disebut 'chroming'. Tren berbahaya ini nampaknya beredar di kalangan remaja Australia. 

Tren chroming yaitu menghirup aroma dari bahan kimia yang biasanya didapat dari produk cat metalik, pelarut, bensin dan bahan kimia dari kaleng aerosol. Mereka menghirup itu untuk ngefly dengan cepat.  Di Indonesia, fenomena ini sebenarnya tidak asing, namun umumnya dilakukan anak-anak jalanan yang marak pada era 90-an hingga 2000an.

Diberitakan News.com.au, Esra kehilangan nyawanya setelah menginap di rumah temannya pada 31 Maret. Ia menggunakan kaleng deodoran untuk mencoba tren 'chroming'. 

Esra mengalami serangan jantung dan harus bertahan hidup selama delapan hari. Namun dokter mengatakan "otaknya rusak tidak bisa diperbaiki". Keluarganya kemudian memutuskan untuk mencabut segala alat bantu medis.